JURNAL MEDIA, Mojokerto – Gedung tempat penyimpanan barang bukti dan barang rampasan (B3R) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim) di Jalan Raya Jatirejo, Desa Gading, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto telah diresmikan.
Diskominfo Kabupaten Mojokerto dalam rilisnya menyebutkan bahwa peresmian gedung seluas 8.000 meter persegi tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kepala Kejati Jatim Mia Amiati.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengungkapkan, peresmian gedung penyimpanan B3R di jantung kerajaan Majapahit dan ditunjang dengan sarana dan prasarana tersebut, insan Adhyaksa mendapatkan ‘Glory of Majapahit’ dalam menjalankan tugasnya.
“Semua yang dikerjakan sudah terasa terbaik dan tentunya area ini akan dijaga untuk menjadi suatu ikon dalam menjaga kesinambungan sejarah,” ujarnya.
Kata Wagub Jatim, gedung tersebut dibangun dengan hibah provinsi Jawa Timur pada tahun anggaran 2022. Proses pembangunan dituntaskan PT Anggaza Widya Ridhamulia pada tahun ini. Dengan adanya gedung baru ini, semua barang dapat disatukan dan dijaga secara terintegrasi, sehingga barang-barang tersebut terjaga dengan aman.
“Sehingga, mudah-mudahan dengan segala teknologi penunjang ini bisa menjadi sebuah kebanggaan,” tegasnya.
Pemprov Jatim, imbuh Emil, merasa bangga karena dapat bersinergi dengan Kejati Jatim dalam mengemban berbagai mandat yang telah diberikan.
“Mudah-mudahan kita semua bisa terus mewujudkan good governance dan tentunya bisa bersinergi untuk membangun masyarakat Jawa Timur,” tegasnya.
Semetara Kepala Kejati Jatim Mia Amiati menyampaikan, asal muasal lahan pendirian gedung ini merupakan hasil rampasan perkara tindak pidana korupsi. Setelah inkracht, pihaknya mengajukan Penetapan Status Pemanfaatan (PSP) kepada Menteri Keuangan. Ini dilakukan sebagai langkah optimalisasi revitalisasi barang rampasan.
“PSP Barang Milik Negara atau BMN, berasal dari barang rampasan negara yang pemanfaatannya akan diresmikan pada hari ini, merupakan sebuah upaya untuk mengatasi sikap yang merefleksikan semangat menjaga, memupuk tekad, dan niat baik untuk saling mengisi, mendukung dan memperkuat institusi dalam proses penegakan hukum serta cerminan adanya koordinasi, kerjasama sinergis. Guna saling melengkapi dan mengisi kekurangan masing-masing agar tercipta menjadi sebuah kekuatan bersama dalam pelaksanaan tugas penegakan hukum mencegah dan memberantas kejahatan yang menjadi tanggung jawab kita bersama,” urai Mia.
Penetapan status penggunaan BMN yang berasal dari barang rampasan negara tersebut, lanjut Mia, setidaknya memiliki dua manfaat nyata. Pertama, mengurangi beban biaya pemeliharaan barang rampasan yang harus dikeluarkan negara.
“Kedua, penghematan terhadap keuangan negara untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Apabila ditinjau dari sudut pandang upaya peningkatan kinerja, maka PSP BMN yang berasal dari barang rampasan negara seperti ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Di satu sisi akan menyelesaikan tunggakan eksekusi terhadap barang rampasan negara sesuai asas litis finiri oportet,” kata Mia.
Selain itu, dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di bidang pemulihan aset oleh Kejaksaan sebagai otoritas pemulihan aset di Indonesia. Maka Mia menjelaskan, kegiatan pemulihan aset terkait tindak pidana atau aset lainnya harus diselenggarakan secara efektif dan efisien dengan melibatkan pengawasan masyarakat serta dapat dipertanggung jawabkan akuntabilitasnya.
“Oleh karenanya, sebagai langkah responsif dan mendukung penuh kebijakan pusat, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur terus berinovasi untuk mampu memberikan dukungan sarana dan prasarana yang representatif dalam rangka pemulihan aset, termasuk pengelolaan dan penatausahaan barang bukti dan barang rampasan dengan membangun gedung penyimpanan barang bukti dan barang rampasan ini seluas total sekitar 8000 meter persegi,” ungkap Mia.
“Seluruh Kejaksaan Negeri di wilayah Kejaksaan Tinggi Jawa Timur bisa menitipkan barang rampasannya di sini, dengan syarat dan ketentuan yang akan segera diatur kemudian. Semuanya kita maksudkan untuk semakin meningkatkan kualitas kinerja Kejaksaan, khususnya untuk pemulihan aset,” tambahnya.
Mia meyakini, sinergitas dan harmonisasi dengan Pemerintah Daerah akan mampu meneguhkan semangat khususnya berkenaan kelengkapan sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas, sehingga dapat mendorong meningkatnya kinerja dan produktivitas hasil yang dicapai.
“Kami berharap momentum ini semakin memantapkan posisi kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang semakin berkualitas, akuntabel, transparan, berkeadilan yang humanis, serta semakin mendapatkan kepercayaan dan hati masyarakat,” pungkasnya.
Acara peresmian gedung tersebut juga dihadiri antara lain Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur I Nyoman Gunadi, serta jajaran Forkopimda Kabupaten Mojokerto.
Shohib/Jtmn
Komentar