oleh

Oded: Kebersamaan Kunci Kota Bandung Menekan Penyebaran Covid-19

BANDUNG, Jurnalmedia.com — Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menegaskan formula yang membuat Kota Bandung dapat menekan penyebaran kasus Covid-19 dari zona merah ke zona kuning yakni dengan kebersamaan.

Menurut Oded, kebersamaan pertama dalam persoalan Covid-19 yang dibentuk, yakni Gugus Tugas yang saat ini menjadi Satuan Tugas Penanganan Covid-19, bersama stakeholder dari unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ulama, hingga Pengusaha.

“Kita bersama-sama dengan miskinnya pengalaman, karena semuanya tidak punya pengalaman. Dengan kebersamaan kita bisa keluar dari musibah pandemi,” katanya di Pendopo Kota Bandung, Rabu 22 September 2021.

“Kita sempat di zona merah, ke oranye, sekarang kuning, ini berkat kerja sama semua pihak,” imbuhnya.

Hal itu juga selaras dengan tagline dari Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-211, “Bandung Harmoni Tuntaskan Pandemi”. Dalam memimpin Kota Bandung 3 tahun ini, Oded pun berkolaborasi dengan berbagai pihak agar Kota Bandung menjadi lebih baik lagi.

Baca Juga  Pemkab Lampung Utara Berikan Bantuan Korban Kebakaran di Dua Tempat Berbeda

Di masa kepemimpinan Oded bersama Wakilnya Yana Mulyana, Kota Bandung tengah berusaha menyelesaikan persoalan yang kerap terjadi, seperti persoalan sampah dengan gerakan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan).

“Kami sangat bangga. Ternyata walau pun ada hantaman pandemi ini, alhamdulillah program reguler, fokus terhadap urusan lingkungan atau sampah dengan Kang Pisman. Buruan SAE juga sudah lebih dari 230 titik, Pokja, Pokbun, Bank Sampah juga telah banyak,” ucapnya.

“Dengan Kang Pisman, yang tadinya membuang sampah, sekarang dikelola di RW bahkan menghasilkan nilai ekonomi. Dengan Buruan SAE sudah banyak masyarakat yang mandiri pangan juga. Saya merasakan surprise dengan warga Kota Bandung yang luar biasa,” lanjut Oded.

Terkait permasalahan macet dan banjir, Oded pun terus berkoordinasi untuk mengatasinya. Seperti dengan membagi tugas ke Dinas terkait sesuai tugas pokok dan fungsinya. Serta mengupayakan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Baca Juga  Pj Bupati Tubaba M Firsada Buka Bersama Masyarakat Kecamatan Lambu Kibang

Agar lebih optimal, Oded membagi tugas kepada Wakil Wali Kota Bandung, Sekretaris Daerah Kota Bandung, sampai kepada Asisten Daerah dan Kepala Dinas. Meski begitu kebijakan tetap ada di tangannya.

“Mang Oded terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat, kementerian, pemerintah provinsi, lembaga, hingga swasta. Kita sudah ada dua fly over yang baru. Satu lagi sedang dibangun. Saat ini kita masih upayakan Fly over Soekarno Hatta dekat Samsat dan tol dalam kota (NS Link),” katanya.

“Itu salah satu upaya mengurai kemacetan, untuk antisipasi banjir kita bangun kolam retensi, ada juga trotoar, itu dari segi fisik. Dari sisi SDM, banyak anggaran yang kita berikan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, termasuk kesehatan,” ucapnya.

Saat disinggung tentang penghargaan yang diraih Kota Bandung selama masa kepemimpinannya, Oded menyampaikan hal itu menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat Kota Bandung.

Seperti hadirnya Lab BSL-2 yang berguna untuk menangani Covid-19 dari sisi 3T (Testing, Tracing, Treatment) sehingga bisa lebih cepat menangani kasus Covid-19 di Kota Bandung. BSL-2 pun menjadi salah satu hal diberinya penghargaan untuk inovasi di Kota Bandung.

Baca Juga  Menjelang Idul Fitri 1445 H, Pemkab Tubaba Gelar Gerakan Pangan Murah

Mengusung Visi Unggul, Nyaman, Sejahtera, dan Agamis di masa kepemimpinan 3 tahun, Oded mengakui masih banyak yang harus diselesaikan.

Ia pun terus mengevaluasi serta mengoptimalkan berbagai hal yang harus dikerjakan di sisa kepemimpinannya bersama Yana Mulyana.

“Visi itu harapan atau ekspektasi kita, masyarakat Kota Bandung itu harus unggul, punya integritas, akal cerdas, dan pintar. Nyaman dengan membangun infrastruktur agar nyaman dihuni. Sejahtera, kita semua ingin dapat kesejahteraan di dunia dan akhirat,” ucapnya.

“Agamis, penting dengan adanya agama ini, religi, spiritualnya harus bagus. Karena ketika sebuah negara itu diisi oleh masyarakat yang hanya cerdas secara intelektual, kemudian secara spiritualnya lemah, bisa hancur,” katanya.

***/Moh Kustandi

Komentar

Berita Lainnya