Bandung, jurnalmedia.com – Wabah corona belum mau pergi. Hingga saat ini, wabah yang pertama kali ditemukan di Wuhan ini masih mencari inang-inang baru dalam tubuh manusia. Setiap hari, pemerintah mengumumkan ratusan pasien baru. Secara global, pertambahan kasus infeksi juga masih terus terjadi kendati grafik penularan secara umum menunjukkan tren penurunan.
Tidak ada yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Di tengah ketidakpastian itu, kehidupan ekonomi dunia meminta segera dipulihkan. Pemerintah berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mempersiapkan rupa-rupa strategi agar warga bisa menjalani hidup berdampingan dengan virus. Kehidupan normal baru, alis new normal, membentang di depan mata.
Dalam rangka menyambut tatanan normalitas hidup baru ini seluruh elemen dituntut bersiap, tak terkecuali dunia usaha yang sedemikian terpengaruh selama beberapa bulan belakangan. Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menjadi salah pihak yang paling dituntut bersiap. Bukan apa-apa, UMKM sejauh ini memegang peranan penting dalam kehidupan perekonomian bangsa, khususnya untuk menyerap tenaga kerja. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyatakan UMKM menghasilkan 97,02% tenaga kerja.
Di sisi lain, sektor perdagangan termasuk yang dilakoni pelaku UMKM diprediksi menjadi salah satu sektor yang rebound setelah new normal diterapkan. Mood untuk berbelanja akan kembali bertumbuh setelah penyesuaian-penyesuaian terukur terhadap aktivitas warga diberlakukan. Para pelaku UMKM, bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan kembali ruang-ruang pendapatan yang selama ini tertutup.
Sebagai agen perubahan nasional, bank bjb turut serta memberikan pembekalan kepada para pelaku UMKM agar mereka lebih siap menghadapi situasi new normal. Kebijakan stimulasi telah dikeluarkan perseroan guna memperkuat fondasi permodalan, baik dalam bentuk modal kapital maupun modal sosial dan kognitif. Persiapan menyeluruh ini penting agar kelak jika saatnya tiba, eksekusi usaha bisa berjalan dalam koridor prediksi yang terukur.
“Bank bjb sebagai agen perubahan nasional memiliki peran penting untuk mendorong seluruh elemen bangsa, khususnya di dunia usaha agar dapat langsung beradaptasi dengan situasi new normal. Sejauh ini, perseroan telah mengeluarkan beragam kebijakan untuk menopang keberlangsungan dunia usaha di masa pandemi. Langkah-langkah suportif akan senantiasa kami berikan khususnya untuk agenda new normal berjalan sukses sesuai harapan,” kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto.
Beragam kebijakan suportif bank bjb dalam mendorong UMKM dilakukan melalui berbagai cara, termasuk salah satunya adalah kebijakan restrukturisasi kredit kepada para pelaku usaha. Lewat restrukturisasi, bank bjb mencoba meringankan beban para debitur, tak terkecuali para pelaku UMKM yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari COVID-19. Skema relaksasi yang diberikan berupa kelonggaran cicilan selama maksimal satu tahun.
Kolaborasi lintas sektor dengan lembaga-lembaga usaha dan pemerintah juga dilakukan bank bjb untuk memperkuat UMKM. Lewat ikatan kolaborasi yang terjadi, bank bjb membuka ruang kontribusi untuk mengembangkan UMKM-UMKM binaan maupun yang berjejaring dengan lembaga-lembaga kolaborator, dalam bentuk stimulasi modal maupun pembekalan strategis dan programatik lainnya.
Sementara untuk meningkatkan daya saing para pelaku UMKM, bank bjb rutin menyelenggarakan edukasi dan pelatihan. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT) bank bjb menjadi salah satu program andalan untuk mengedukasi dan memberdayakan UMKM. Keberadaan bjb PESAT ini didukung pula oleh program Bincang Bisnis yang menjadi sarana diskusi antar pelaku UMKM dan pakar serta profesional.
Seabreg program dalam koridor sejenis yang dimiliki bank bjb ini nyatanya tak pernah berhenti menciptakan bibit-bibit UMKM unggulan yang siap bersaing di tengah berbagai situasi, tak terkecuali dalam masa sulit merebaknya wabah COVID-19 seperti saat ini. Keberhasilan ini juga tidak bisa dilepaskan dari kepiawaian bank bjb dalam menciptakan ruang bertukar tangkap yang deliberatif.
Lewat stimulasi pengetahuan yang terjadi, muncul inspirasi baru bagi UMKM untuk memetakan dan mengeksekusi langkah usaha. Dialog yang terjadi dengan sendirinya menghadirkan kiat-kiat formulasi usaha yang relevan dengan keadaan. Dalam situasi pandemi seperti saat ini misalnya, para pelaku UMKM disarankan untuk dapat memanfaatkan secara optimal ruang dagang virtual sebagai arena bisnis sebagai respons atas tendensi sosial yang terjadi di masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk memberikan upaya terbaik dalam mendorong pemberdayaan UMKM. Perseroan menyadari, para pelaku UMKM yang selama ini telah menjadi mitra kita dalam mengembangkan perekonomian daerah, memerlukan topangan penuh untuk melalui masa sulit seperti ini. Di sisi lain, kami juga terus mengoptimalisasi program pemberdayaan agar upaya akselerasi usaha pelaku UMKM tetap berjalan,” ujar Widi.
Red
Komentar