JURNAL MEDIA, JAKARTA — Tantangan ekonomi dunia yang semakin kompleks, termasuk kenaikan suku bunga global dan fluktuasi pasar, tak menyurutkan langkah bank bjb untuk terus menavigasi kinerjanya dengan baik di sepanjang triwulan III 2023.
Dalam earning call yang digelar di Gedung bank bjb T-Tower, Jakarta, Selasa (31/10), Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengungkapkan, per September 2023, perseroan berhasil membukukan laba hingga Rp1,7 triliun.
Menurut Yuddy, hasil kinerja di triwulan III 2023 ini menunjukkan, bank bjb telah berhasil menerapkan strategi bisnis yang tepat. Kinerja perseroan terus tumbuh ke arah yang positif, hasil dari efisiensi dalam mengelola aset dan liabilitas yang pada akhirnya bisa membuat cost of fund menjadi lebih terkendali.
“Momen ini didukung oleh aktivitas ekonomi masyarakat yang mulai membaik, yang terlihat dari meningkatnya kucuran kredit di berbagai segmen bisnis bank bjb. Kami yakin sektor ini masih akan terus tumbuh di triwulan terakhir 2023,” ujar Yuddy.
Secara khusus, pertumbuhan kredit yang pesat terlihat di segmen konsumer, korporasi, dan komersial, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Di triwulan III 2023, sektor kredit dan pembiayaan bank bjb naik sebesar 10,2 persen atau menjadi Rp124,9 triliun. bank bjb juga berhasil menjaga non performing loan (NPL) di level 1,26 persen dengan coverage ratio pada level 114,7 persen.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) bank bjb tercatat mencapai Rp130,9 triliun dan aset turut tumbuh 5,3 persen secara year on year atau menjadi Rp179,3 trilliun. Dalam era teknologi yang semakin mendominasi sektor perbankan, bank bjb juga terus menerapkan solusi-solusi digital untuk memberikan layanan yang lebih cepat, aman, dan nyaman kepada nasabah.
Hal ini menjadi salah satu kunci kesuksesan yang terlihat dari semakin impresifnya penggunaan platform digital yang dimiliki bank bjb.
Mobile apps DIGI by bank bjb saat ini tercatat telah memiliki 1,63 users atau meningkat 47,3 persen dibandingkan 2022.
Pertumbuhan merchant QRIS bank bjb juga moncer, dengan kenaikan 25,8 persen menjadi lebih dari 984.000 merchant. Tak hanya itu, bjb SIAP! Laku Pandai tercatat sudah memiliki lebih dari 18.600 agen.
Di samping mengoptimalkan ekosistem digital dan produk-produk layanan berbasis teknologi, bank bjb juga masih fokus mendorong pendapatan melalui layanan berbasis fee based income dan wealth management. Strategi ini dilakukan untuk menghadapi suku bunga acuan yang terus meningkat guna meredam inflasi.
“Suku bunga kredit memang perlu disesuaikan secara berkala mengikuti fluktuasi pasar. Namun, langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan kemampuan peminjam untuk memastikan agar tidak terjadi kredit macet,” ujar Yuddy.
Yuddy menyatakan, bank bjb selama ini telah mengelola likuiditas dengan baik dan efisien melalui strategi yang dirancang untuk memastikan ketersediaan dana selalu ample sambil menjaga biaya dana agar tetap manageable.
Mengimbangi biaya dana juga dilakukan dengan mengutamakan porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi dan melakukan ekspansi secara selektif di segmen korporasi dan komersial dengan melihat suku bunga. Strategi ini dilakukan demi menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat.
Memperkuat Sinergi Kelompok Usaha Bank Bank bjb masih terus mengokohkan sinergi dengan sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) berkinerja baik dan sehat melalui Kelompok Usaha Bank (KUB).
Menurut Yuddy, kolaborasi ini membuka peluang bagi BPD untuk memainkan peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Secara grup perbankan, BPD memiliki potensi yang luar biasa dengan nilai total aset sebesar Rp933 triliun dari total 26 bank.
Data ini menunjukkan kontribusi BPD bisa berada sejajar dengan institusi perbankan besar lainnya. “Dengan mengoptimalkan sinergi di dalam Kelompok Usaha Bank, bank bjb dan mitra BPD-nya berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam memajukan pembangunan ekonomi regional dan nasional,” kata Yuddy.
Bank Bengkulu telah terlebih dahulu mengukuhkan komitmennya untuk ikut bersinergi dengan KUB bank bjb. Langkah ini kemudian diikuti oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara (Bank Sultra) dan PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (Bank Maluku Malut) yang status keanggotaannya masih dalam proses dan belum mendapatkan suntikan modal dari bank bjb.
Bank Sultra tercatat memiliki total aset Rp11,8 trilliun dan telah menandatangani Letter of Intent pada 29 September 2022. Sementara Bank Maluku Malut yang memiliki total aset Rp9,3 triliun telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada 4 Oktober 2023.
Komentar