JURNAL MEDIA, BANDUNG — Pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan terus diperlihatkan bank bjb sepanjang 2021. Pada Triwulan III 2021, bank bjb berhasil mempertahankan kinerja positif sebagaimana yang telah ditorehkan perusahaan di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan di masa pandemi Covid-19, bisnis bank bjb tetap tumbuh positif.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, pencapaian kinerja positif pada Triwulan III 2021 ini mencerminkan kekuatan kinerja perusahaan. Hal tersebut dapat terwujud berdasarkan perencanaan yang matang serta eksekusi strategi bisnis yang efektif.
“Langkah-langkah yang kami terapkan dalam menjalani bisnis perusahaan dirancang untuk dapat adaptif di berbagai situasi. Kami senantiasa mengedepankan semangat inovasi dan peningkatan kualitas dalam layanan perbankan. Hal tersebut dilakukan guna mengoptimalisasi potensi pertumbuhan usaha disamping juga mewujudkan percepatan pemulihan ekonomi selepas Covid-19,” ungkap Yuddy.
Pertumbuhan bisnis yang positif membuktikan bahwa bank bjb merupakan perusahaan yang adaptif dan agile dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan. Kecakapan perusahaan dalam beradaptasi tak lepas dari kemampuan pengelola dalam menerjemahkan prinsip tata kelola yang baik melalui langkah strategis yang sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan catatan perusahaan, di periode ini perolehan laba bank bjb menembus angka Rp1,4 triliun. Laba tersebut meningkat sebesar 17,5% year on year. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, bank bjb juga berhasil tumbuh positif dengan raihan laba senilai Rp1,3 triliun. Sehingga, pada Triwulan III 2021, kenaikan laba bank bjb secara year on year mencapai Rp210 miliar.
Sejumlah komponen yang berpengaruh pada raihan peningkatan laba di periode ini di antaranya adalah Net Interest Income atau pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 19,3% year on year dan pendapatan jasa perusahaan atau Fee based income meningkat 31,6% year on year.
Sementara itu, sektor kredit yang menjadi salah satu penopang pertumbuhan laba tumbuh 6,9% y-o-y, berada di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional data per Juli 2021 yaitu sebesar 2,21%. Adapun total jumlah kredit yang disalurkan mencapai sebesar Rp95,1 triliun.
Tingkat risiko pun dapat terkelola dengan baik. Hal ini tercermin dari kualitas penyaluran kredit perusahaan dengan rasio kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) yang terjaga dengan baik di angka 1,3%. Angka tersebut jauh dari angka rata-rata NPL bank nasional berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2021, yakni sebesar 3,35%.
“bank bjb memiliki tingkat NPL yang terjaga dengan baik di triwulan ini. Angkanya berada cukup jauh di bawah NPL rata-rata industri perbankan nasional pada Triwulan III 2021,” ungkap Yuddy.
Pada Triwulan III 2021, total aset bank bjb secara konsolidasi juga mengalami peningkatan sebesar 7,9 % year on year. Hal tersebut menjadikan total aset bank bjb hingga Oktober 2021 berada di angka Rp159,2 triliun, meningkat dari sebelumnya Rp147,5 triliun pada periode yang sama di tahun lalu.
Tumbuhnya total aset bank bjb pada triwulan ini di antaranya ditopang oleh kinerja dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang sehat. Keduanya tumbuh secara year on year di periode ini.
Posisi DPK bank bjb di triwulan ini mencapai Rp117,4 triliun. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 7,6% bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu atau secara year on year. Di triwulan III 2020, DPK bank bjb mencapai Rp109,1 triliun.
Yuddy mengatakan, aset perseoran yang terus meningkat menjadikan bank bjb memiliki tanggungjawab besar dalam berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian daerah hingga nasional.
“Aset yang terus bertumbuh besar menegaskan bahwa peran bank bjb saat ini lebih dari sekedar Bank Pembangunan Daerah. Lebih dari itu, bank bjb juga memiliki komitmen untuk berkompetisi dalam industri perbankan nasional dan berkontribusi pada peningkatan laju perekonomian nasional,” ungkap Yuddy.
Di samping kinerja secara finansial, bank bjb juga berkomitmen mewujudkan bisnis yang berkelanjutan dengan senantiasa memperhatikan aspek-aspek Environment, Social dan Governance. Prinsip tersebut mengacu pada POJK 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten Perusahaan Publik.
“Dari aspek pembiayaan kami memiliki portofolio berkelanjutan yang disalurkan pada sektor UMKM, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, pencegahan polusi, dan sustainable sector lainnya. Dari sisi inklusi, kami memiliki Pesat atau Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu yang merupakan pusat dari pembentukan wirausaha baru,” tambah Yuddy.
Adapun secara tata kelola, bank bjb saat ini telah memiliki ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). bank bjb memiliki Unit Pengendalian Gratifikasi yang bekerjasama dengan KPK sejak tahun 2011, Whistle Blowing System (WBS) yang dapat diakses publik via website dan Fraud Detection System.
“Tren pertumbuhan bisnis yang menggembirakan ini juga tidak lepas dari soliditas internal dan kerja sama dengan semangat untuk bertumbuh maju bersama para mitra. Sehingga, kepercayaan publik terhadap bank bjb semakin menguat beriringan dengan pertumbuhan usaha,” kata Yuddy.
Komentar