Bandung, Jurnalmedia.com – Pemprov Jawa Barat mendorong kaum perempuan di Tanah Parahyangan agar bisa mandiri dan mengembangkan berbagai kreasi bisnisnya. Hal teresbut diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) XXVI Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jawa Barat di Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, Jl. Peta No. 241, Kota Bandung, Kamis pagi (8/2/18).
Menurutnya, tidak hanya kaum pria, dari sisi pemahaman agama maupun institusi republik ini perempuan mempunyai posisi atau peluang sama untuk berusaha atau bisnis.
“Pemerintah Provinsi (Jawa Barat) mendorong perempuan-perempuan Jawa Barat terus maju, bersaing bebas. Kemudian belajar untuk terus memajukan usahanya dengan baik, sehingga perempuan-perempuan Jawa Barat yang tergabung dalam IWAPI atau yang belum tergabung menjadi faktor penting dalam kemajuan perekonomian Jawa Barat,” kata Aher usai membuka Rekerda tersebut.
Termasuk kesempatan berusaha dalam mengelola potensi usaha atau industri hulu-tengah-hilir. “Kita harus memahami betul agar hulu kita perlu dikelola, tengah dan hilir juga perlu dikelola. Sebab kalau kita tidak mengelola hulu dan tengah, maka hilirnya harus ada, pasti harus ada hilir. Nah, kalau tidak dipasok hulu dan tengah kita, darimana dipasoknya? Dari impor, kan bahaya. Dalam konteks kemandirian itu berbahaya,” jelas Aher.
“Oleh karena itu, siapapun pengusahanya, laki-laki ataupun perempuan. Maka kita dorong bersama-sama untuk terlibat di usaha hulu-tengah-hilir. Tentu saja dengan sebuah kebijakan yang berbeda. Karena hulu itu usaha yang penuh risiko, risikonya besar dibanding hilir,” lanjutnya.
Usaha di hulu memiliki risiko dan benefit besar. Namun, itu pun apabila usaha yang dilakukan di hulu tidak memiliki masala atau risiko besar. Usaha di hilir memiliki benefit yang besar, dengan risiko yang kecil. Sementara usaha di tengah memliki potensi risiko dan benefit yang imbang.
“Jadi, perlu ada keberpihakan. Perbankan dan jasa keuangan keberpihakan pada hulu itu melebihi atau berbeda kebijakannya dengan usaha hilir. Kenapa? Karena meskipun hulu banyak risiko, kalau dibina dengan baik risikonya jadi tidak ada. Kalau hulu tidak ada, darimana tengah dan hilirnya. Ga mungkin ada. Padahal kita sangat kaya raya memiliki produk hulu, baik mining dan migas, maupun hulu untuk jenis-jenis pertanian secara umum. Dan kalau dikelola dengan baik, kita akan jadi negara mandiri, betul-betul Trisakti bisa dilaksanakan,” ujar Aher.
Rakerda IWAPI ke XXVI ini mengambil Tema: “Meningkatkan Daya Saing Wanita Pengusaha Jawa Barat Menuju Pasar Global dengan Teknologi Digital”. Ketua Umum IWAPI Jabar Masrura Ramidjla menuturkan, pihaknya sengaja mengambil tema tersebut, karena pengusaha perempuan juga perlu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi dan memperkuat pemasaran produk yang dihasilkan, sehingga bisa bersaing secara global.
“Karena dengan berkembangnya teknologi informasi kita harus menyadari bahwa kita tidak boleh lengah, harus terus mengikuti perkembangannya dan memanfaatkannya untuk kemajuan produk usaha kita. Baik mulai dari proses produksi sampai dengan pemasarannya hingga pasar global,” ucap Masrura.
“Kita berharap dimasa yang akan datang penggunaan teknologi informasi ini akan lebih meningkatkan daya saing kita sebagai perempuan pengusaha di Jawa Barat, khususnya kontribusi kita terhadap perekonomian di Jawa Barat ini,” tambahnya.
Ada sekitar 130-an pengusaha perempuan hadir dalam Rakerda ini. Mereka merupakan pengurus IWAPI dari 26 DPC kabupaten/kota di Jawa Barat. Selain rapat yang mengagendakan evaluasi dan pembuatan program kerja setahun ke depan, dalam Rakerda ini juga digelar pameran berbagai macam produk dalam IWAPI Bazar Expo. Seperti produk kerajinan, pakaian, hingga produk kuliner. Pameran diikuti peserta dari 16 DPC, 37 UKM, dan 10 sponsor.
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) merupakan wadah bagi perempuan pengusaha Indonesia, berdiri sejak 10 Februari 1975. Eksistensi dan komitmen IWAPI sebagai satu-satunya organisasi perempuan pengusaha terbesar di Indonesia, hadir untuk memajukan perempuan Indonesia yang mandiri secara ekonomi. Tujuannya adalah untuk membantu ekonomi keluarga menuju Indonesia sejahtera dengan berbagai kegiatan.
Ketua DPP IWAPI Dyah Anita Prihapsari mengatakan, kepengurusan IWAPI sudah ada di 32 provinsi, hingga pengurus tingkat kabupaten/kota, serta kecamatan atau Dewan Pengurus Ranting. Saat ini anggotanya lebih dari 30 ribu perempuan pengusaha di seluruh Indonesia.
“Kami mempunyai program yang fokus kepada tiga, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia, kemudian membuka jaringan untuk marketing, dan membuka akses permodalan,” tutur Dyah dalam sambutannya.
Lanjut Dyah, perempuan sangat tepat untuk melakukan bisnis. Karena menurut Dyah, perempuan adalah pengembali kredit terbaik. Sementara 60 persen dari jumlah pengusaha di Indonesia juga kaum perempuan. Selain itu, perempuan memiliki karakter yang ulet, setia, dan tabah. “Berdasarkan buku Medeleine Albright juga dikatakan bahwa 90 persen dari profit perempuan pengusaha kembali kepada keluarga dibanding dengan laki-laki kembalinya hanya 30 sampai 40 persen,” pungkas Dyah.
Mun/JM
Komentar