Bandung, Jurnalmedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tidak tinggal diam mengetahui ada warga yang tinggal di bekas kandang kambing di Kampung Cigagak, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru. Abah Yoyo (66) akan dipindahkan ke tempat yang lebih layak daripada sebelumnya.
Camat Cibiru, Ayi Sutarsa mengemukakan, pihaknya bersama warga setempat tengah mengupayakan tempat baru bagi Abah Yoyo yang selama satu tahun terakhir ini tinggal di lingkungannya.
“Kami akan mencarikan tempat yang lebih layak huni bagi Abah Yoyo dan kedua anaknya,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, tempat baru dimaksud adalah yang paling memungkinkan untuk kelangsungan hidup Abah Yoyo yakni dengan mencarikan kontrakan dengan harga sewa terjangkau. Pihaknya mengupayakan tempat baru tersebut sudah ada dalam jangka waktu satu minggu ke depan.
“Kalau Abah Yoyo tidak mampu, saya yang akan bayar barang satu bulan,” timpalnya.
Ketua RW 14 Kampung Cigagak, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Ahmad Yamin mengungkapkan, secara administratif sebenarnya Abah Yoyo bukan merupakan warga di lingkungannya.
“Dia hanya seorang pemulung yang tinggal di lingkungan kami. Tadinya warga kasihan, makanya diizinkan tinggal di sini,” sebutnya.
Setelah datang ke lingkungan sekitar satu tahun lalu, lanjut dia, Abah Yoyo tidak lapor ke RT RW setempat kalau mau tinggal dalam jangka waktu yang lama. Bahkan kedatangannya tersebut tidak disertai dengan identitas kependudukan.
“Menurut pengakuannya, dia berasal dari Pasanggarahan, Mandalawangi. Namun ketika kami lakukan cross check ke sana, ternyata pemerintahan di sana tidak juga menemukan identitas warga bernama Abah Yoyo ini,” tutur Yamin.
Tidak cukup sampai di situ, pihaknya juga menawarkan kepada Abah Yoyo untuk membuat identitas, namun selalu saja ada alasan untuk menolak tawaran tersebut.
“Selain gak punya identitas, dia pun selalu memanfaatkan kedua anaknya untuk mencari iba dari orang lain dengan mengatakan bahwa kedua anaknya tersebut merupakan anak yatim,” paparnya.
Yamin pun bercerita, sempat suatu saat Abah Yoyo diberi modal usaha sebesar Rp1 juta namun ternyata tidak digunakan dengan baik. Uang tersebut malah habis percuma. Tidak jarang pula warga sekitar membayarkan hutang Abah Yoyo ke warung.
“Abah Yoyo juga sering mendapatkan bantuan melalui Yayasan Al-Kasyaf yang memberikan langsng ke orangnya, diunggah ke media sosial sehingga nama lingkungan kami menjadi jelek,” bebernya.
Red**
Komentar