Bandung, Jurnalmedia.com – Dinas Kesehatan Kota Bandung memastikan seluruh Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Kota Bandung bisa melayani dan mengobati pasien tuberulosis (TBC). Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita pada peringatan Hari TBC ( Tuberculosis ) Sedunia Tingkat Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).
“Di Kota Bandung, pengobatan TBC sudah lama, disediakan Puskesmas maupun rumah sakit. Sehingga masyarakat yang terkena penyakit tersebut tidak usah sulit untuk mencari tempat pengobatan, cukup ke Puskesmas terdekat ataupun ke rumah sakit,” kata Rita.
Rita mengatakan, pengobatan TBC dilakukan melalui metode DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course). DOTS adalah pengawasan langsung pengobatan jangka pendek. Dengan tujuan, menjamin kesembuhan bagi penderita, mencegah penularan, mencegah resistensi obat, mencegah putus berobat dan segera mengatasi efek samping obat jika timbul. Hingga akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat tuberkulosis di dunia.
Menurutnya, metode DOTS itu cukup signigfikan untuk pengobatan. Dengan gagasan dari pemerintah pusat, maka pengobatannya pun tersedia sehingga tidak akan menyulitkan penderita.
“DOTS itu suatu program pemerintah pusat bahwa untuk pengobatan dengan metode ini dapat droping dari pusat, sehingga tidak akan menyulitkan. Semua sudah tersedia fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik,” jelasnya.
Dalam catatan Rita, saat ini di Kota Bandung terdapat sebanyak 9632 kasus TBC. Untuk kasus yang dilaporkan sebanyak 399 per 100.000 penduduk.
“Di Kota Bandung itu dalam 100.000 penduduk, sebetulnya bisa ditemukan sebanyak 399 kasus. Hanya dalam pengobatan baru 80 persen, yang seharusnya 90 persen. Jadi kurang 10 persen harus kita kejar. Kita berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan lainnya untuk mencapai target ini,” tuturnya.
Dijelaskan Rita, terdapat beberapa faktor yang menyebabakan penyakit TBC, di antaranya faktor lingkungan di daerah yang padat, pemukinan kurang baik, fentilasi rumah dan pencahayan yang kurang sehingga menimbulkan kelembaban.
“Bukan hanya badan saja yang fit dan daya tahan tubuhnya baik, tetapi lingkungan juga harus bersih,” ujar Rita.
TBC pun tidak hanya menyerang organ paru paru saja, bisa juga menyerang tulang, usus dan pencernaan lainnya. Ini bisa terjadi kepada anak-anak hingga orang dewasa.
“Jadi tidak hanya anak anak saja, dewasa juga bisa terserang TBC. Harus diingat oleh kita, organ tubuh pun bukan hanya paru paru, tapi organ lain pun bisa terkena TBC,” tutur Rita.
Perlu diketahui, Hari Tuberkulosis Sedunia atau World Tb day, diperingati tanggal 24 Maret 1882 merupakan tanggal saat Dr Robert Koch, seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan penyebab dari penyakit Tuberkulosis, yakni Mycobacterium tuberculosis. Pada saat itu, wabah Tuberkulosis sedang menyebar di Eropa dan Amerika, yang menyebabkan kematian satu dari tujuh orang.
Untuk mengenang jasanya inilah, maka tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Peringatan Hari TB Sedunia , ditujukan untuk membangun kesadaran umum tentang Tuberkulosis serta usaha-usaha untuk mengurangi penyebaran wabah tersebut.
Tahun ini, tema peringatannya yaitu ” Peduli TBC Indonesia Sehat” degan aksi TOSS (temukan TBC obati sampai sembuh). Di Kota Bandung peringatan tersebut dihadiri oleh Asistem Pemerintahan dan Kesra Kota Bandung Kamalia Purbani serta beberapa instansi kesehatan terkait se-Kota Bandung.
Red/Jm
Komentar