Bandung, Jurnalmedia.com – Sebagian masyarakat koa Bandung banyak yang tak mengenal sosok Penjabat Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin. Namun sejak ia berkantor di Balai Kota Bandung, banyak orang mencari tahu tentang pengganti sementara, Walikota Bandung, Ridwan Kamil itu.
Pria yang akan genap berusia 55 tahun pada April mendatang itu dikenal sebagai sosok yang sederhana dan religius. Ia dinilai ramah saat menyapa para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Ia pun tak segan menyapa petugas rumah tangga di Pendopo Kota Bandung yang selalu siap menyediakan segala kebutuhannya.
Solihin yang menyelesaikan pendidikannya di Universitas Padjadjaran dari mulai tingkat sarjana hingga doktoral itu pun diamanahi tiga jabatan sekaligus. Selain sebagai Penjabat Wali Kota Bandung, secara definitif ia juga menjadi Inspektur dan Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Administrasi di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
“Namun prioritas utama saya adalah menjadi Penjabat Wali Kota Bandung. Sebab saya mendapat amanah langsung dari Presiden RI melalui Kementerian Dalam Negeri, tentu atas rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat. Namun ketiganya tetap harus mendapat perhatian penuh,” ungkap Solihin dalam Bandung Menjawab di Pendopo Kota Bandung, Selasa (27/2/2018).
Untuk memenuhi seluruh kewajibannya itu, ia mengatur jadwal sebaik mungkin dengan petugas protokol, ajudan, dan sekretaris pribadinya. Dalam sehari, setidaknya lima agenda di Pemkot Bandung ia jalankan.
“Saya sudah atur sedemikian rupa dengan Sekpri, ajudan dan juga dengan pejabat di Asisten Administrasi juga di Inspektorat. Pokoknya semua harus dibagi habis. Ini jadi tantangan tugas. Tapi Alhamdulillah sampai saat ini bisa tertangani dengan baik. Semua harus dapat perhatian penuh walaupun yang utama tetap menjadi penjabat sementara,” terangnya.

Kendati telah menjabat sebagai Penjabat Wali Kota Bandung, Solihin mengaku tidak akan tinggal di Pendopo. Alasannya karena ia dan keluarganya, terutama kedua anaknya, lebih nyaman untuk tinggal di rumah pribadi.
“Saya ini sangat bergantung pada istri dan anak saya. Mereka lebih nyaman tinggal di rumah sendiri. Lagi pula, Pendopo ini terlalu besar buat saya,” ujarnya seraya tersenyum.
Meskipun begitu, ia tetap akan menggunakan Pendopo untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti rapat atau menerima tamu. Sementara dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, ia memilih bekerja dari Balai Kota.
Soal kendaraan dinas pun ia tak banyak pilih. Ia mengatakan telah meminta ijin Gubernur Jawa Barat untuk tetap menggunakan kendaraan dari Pemprov Jabar. Meskipun ia berhak menggunakan kendaraan dinas Wali Kota Bandung.
“Biar lebih efisien lah, nggak perlu hambur. Kalau sudah ada kendaraan yang ini, untuk apa pakai yang lain juga. Karena setiap rupiah yang kita gunakan harus kita pertanggungjawabkan ke masyarakat,” katanya.
Solihin sangat berharap, bisa menjalankan tugasnya dengan optimal dan memberikan hadiah terbaik bagi kota kelahirannya ini. Sebagai pengganti wali kota sementara, ia menghadapi tantangan yang cukup besar mengingat keberhasilan para pimpinan sebelumnya dalam membangun kota.
“Meneruskan seseorang yang berprestasi memang tidak mudah karena orang pasti melihat sosok sebelumnya. Tantangannya saya adalah harus melaksanakan yang biasa dilaksanakan oleh Pak Ridwan Kamil, Pak Oded, dan Pak Yosi yang berkesan baik di masyarakat. Yang saya tambahkan adalah membuat kesadaran masyarakat kota lebih tinggi untuk memelihara berbagai fasilitas yang dibangun oleh Pemkot Bandung. Karena apapun yang dibangun adalah untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Red/Jm
Komentar