Bandung, Jurnalmedia.com – Sebagai kota jasa, perekonomian Kota Bandung sangat terpengaruh dengan perkembangan inflasi serta daya jual masyarakat, hal tersebut dikatakan Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial pada acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung Tahun 2017 di Hotel Golden Flower Jl Asia Afrika Bandung, Selasa (19/12).
Dalam kegiatan tersebut tema yang diusung adalah potensi dana zakat untuk mengurangi dampak inflasi dan menurunkan kesenjangan ekonomi.
Mang Oded sapaan akrab Wakil Wali Kota Bandung, menambahkan berbicara Inflasi sudah pasti mempengaruhi kesenjangan ekonomi.
“zakat adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan perekonomian kita,” ujar Oded
Selain zakat, ada sebuah konsep untuk mengantisipasi kesenjangan ekonomi, yaitu seperti pada zaman khalifah Usman Bin Abdul Aziz yaitu dengan wakaf.
Ia juga mengatakan kita (Pemerintah) juga harus bisa merumuskan konsep-konsep yang aplikatif untuk menunjang pertumbuhan perekonomian masyarakat karena masyarakat memang harus diberikan konsep yang memudahkan mereka dalam melaksanakannya seperti contoh Kredit Melati, Urban Farming dan lain lain.
“agar daya beli dapat terdorong maka pola konsumsi masyarakat harus di edukasi, seperti contoh salah satunya ketergantungan pada nasi juga harus di rubah agar masyarakat tidak tergantung pada nasi sebagai bahan makanan pokok,” papar Mang Oded
Terkait harga pasar Mang Oded menjelaskan, yang menjadi masalah adalah pada saat anjlok nya harga secara drastis pada produk pasar sehingga membuat para pedagang kehilangan daya beli untuk memasok dagangannya lagi.
“Dalam hal ini PD (Perusahaan Daerah) Pasar harus bisa menjaga harga pasar jangan hanya mengurus retribusi saja dan revitalisasi pasarnya, ke depan bila perlu PD Pasar juga bisa menjadi distributor supaya tidak anjlok harga dipasarnya,” tegasnya.
Sementara itu menurut Kabag Perekonimian Setda Kota Bandung Lusi Lesminingwati mengatakan Kegiatan TPID ini memang diagendakan minimal 2 kali dalam setahun agar dapat melakukan sinkronisasi dengan stakeholder terkait dengan Penanganan Inflasi di Kota Bandung.
“Kinerja kita sampe dengan 3,36 persen dimana kinerja ini masih dibawah inflasi provinsi jadi dengan kata lain daya beli masyarakat bandung masih dalam angka bagus” paparnya.
Di saat yang sama deputi kepala Bank Indonesia
Ismet Inono mengatakan kota bandung merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional, karena pertumbuhan perekonmian di satu Kota Kabupaten mempengaruhi 80 persen pertumbuhan Inflasi Nasional.
“kalo inflasi stabil di posisi rendah daya beli akan terjaga dan pasokan distribusi akan kuat dan bila inflasi didaerah selesai makan inflasi nasional sebagian besar sudah di atasi ,” jelasnya.
lebih lajut Ismet mengatakan di indonesia ada 500 tpid sejak tahun 2008 dan dibentuk untuk menyelesaikan inflasi didaerah dan solusinya.
“dalam rangka mengedukasikan kinerja TPID kota atau Provinsi maka mereka harus ada sinergi dengan revisi kenaikan harga agar tetap termonitor, selain itu meskipun tren inflasi sedang menurun kita harus tetap dapat berjaga-jaga bila ada Inflasi tak terduga,” Pungkasnya.
Red
Komentar