Bandung, Jurnalmedia.com – PT. Len Industri (Persero) menawarkan teknologi transportasi dan lingkungan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Pasalnya, Kota Bandung sudah di gadang gadang akan memiliki modal transportasi yang modern seperti LRT.
“Produk kami mampu memberikan kenyamanan. Kami telah membangun LRT Skytrain di Bandara Soekarno Hatta,”kata Direktur Operasi 1 PT Len Industri Persero, Linus Andor Mulana saat bertemu Wali Kota Bandung, Oded M Danial, di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Senin (18/3/2019).
Linus mengatakan, selain sky train di bandara Soetta, pihaknya telah berhasil menciptakan LRT di Jakpro dengan panjang 6 km, LRT Adhi Jabodebek sepanjang 42 km.
Sementara itu, dari segi lingkungan, PT Len menawarkan Renewable Energy seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTBm (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa), PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro).
Menurutnya, teknologi tersebut ramah lingkungan dan mudah, karena salah satunya menggunakan energi matahari.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyambut baik atas torehan yang didapat oleh PT Len. Perusahaan itu sudah sepantasnya memiliki kesusksesan dalam bidang yang ditekuni.
Terkait transportasi, Oded menyampaikan bahwa kontruksi jalan kota yang yang tidak terlalu lebar sudah baiknya digunakan inovasi yang lebih baik guna memberikan kenyamanan bertransportasi masyarakat.
Meskipun sudah didapat pemenang lelang dalam LRT itu PT. PP, namun Oded membuka lebar lebar agar kolaborasi terjalin. Ia pun pernah bertemu perwakilan PT KAI terkait proyek tersebut.
“Saya pernah ditawarkan juga oleh PT KAI. Ya kalau PT. Len bisa produksi itu,kenapa tidak lebih mudah ya. Semangatnya Pemkot itu teknologi terbaik murah dan kalau ada anak bangsa itu kita dukung.”katanya.
“Kita kolaborasi saja, yang terpenting proyek transportasi berjalan lancar,”tambahnya.
Di samping itu, mengenai lingkungan, Oded memberikan masukan agar PT Len memiliki teknologi terkait pengelolaan sampah. Seperti diketahui, biaya operasional dalam 1 tahun membawa sampah ke TPA itu sekitar Rp160 miliar. Jika biaya tersebut dikelola dengan menciptakan teknologi, maka biaya tersebut akan semakin hemat.
“Dengan desentralisasi ini mudah-mudahan Rp160 miliar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain. Masyarakat punya budaya, sampah itu selesai di rumahnya. Maka teknologi mampu diterapkan oleh masyarakat,” kata Oded.
Red
Komentar