Sukabumi, Jurnalmedia.com – Antisipasi terjadinya nilai inflasi tinggi menjelang puasa dan lebaran nanti. Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi libatkan semua aparat wilayah baik itu camatan, lurah dan pengurus RT dan RW untuk sama-sama mengendalikan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan.
“Saat ini semua harga bisa dikatakan tidak stabil termasuk nilai rupiah juga. Untuk itu Pemkot berupaya mengajak semua masyarakat untuk sama-sama mengendalikan pengeluaran dalam membeli kebutuhan, hal itu bertujuan untuk menekan inflasi tinggi disaat bulan puasa dna lebaran,”ujar Plt. Sekda Kota Sukabumi Saleh Makbullah saat membuka kegiatan sosilisasai keluarahan peduli inflasi. berlangsung di Gedung Juang Kota Sukabumi, Kamis, (03/05).
Saleh mengatakan inflasi secara umum dapat mengakibatkan berkurangnya investasi disuatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
“Oleh karena itu dalam mengantisipasi dan meminimalisir akibat dari inflasi ini, Pemkot melalui Bagian Ekonomi Pembangunan dan Kerjasama Daerah melaksanakan Sosialisasi ini dengan tujuan agar semua dapat bijak mengatur alokasi belanja terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri sehingga inflasi Kota Sukabumi dapat terkendali. Ya sama-sama juga mengendalikan diri sendiri,”ujarnya.
Selain itu menurut Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan dan Kerjasama Daerah setda Kota Sukabumi Rahhmat Sukandar, berdasarkan evaluasi tahun ketahun nilai inflasi di Kota Sukabumi naik drastis saat menghadapai puasa dan lebaran.
“Kota Sukabumi bagain dari 7 kota di Jawa barat yang dipantau inflasinya oleh Bank Indonesia (BI) Jawa Barat. Makanya, dengan melibatakan peran camat,lurah para RT dan RW setidaknya bisa ikut juga menekan nilai inflasi dengan cara bijak dalam mengalokasikan belanjanya. Sebab bukan hanya pemerintah saja, tapi di masyarakat juga ikut berperan dalam mengendalikan inflasi,”ucapnya.
Saat ini lanjut Rahmat, laju Inflasi tahun kalender ( Year to date ) sampai dnegan bulan april 2018 berada di angka 1,17 sedangkan tahun ke tahun (year on year) aprilt 2018 terhadap april 2017 sebesar 4,10. “Nilai inflasi tersebuat tergolong normal. Yang jelas kita akan terus melakukan antisipasi,”ujarnya.
Sementara itu Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan BI Jawa Barat Poppi Sofia mengungkapkan, setiap menjelang puasa dan lebaran nilai inflasi selalu meningkat, penyumbang tertinggi masih di pegang oleh bahan pokok, seperti cabe, bawang, daging. Dan untuk beras tidak termasuk penyumbang inflasi sebab sudah panen, sehingga suplai beras aman.
“Saat ini Kota Sukabumi nilai inflasinya posisi ke dua dari bawah di tujuh kota di Jawa Barat yang dipantau langsung. Namun masih aman, jika sudah diangka tiga baru tidak aman. Dan saya juga berahrap sih terus turun,”katanya.
Poppi juga beraharap, dalam pengendalian inflasi, peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kota Sukabumi harus lebih aktif lagi disat puasa dan lebaran.”TPID harus lakukan sidak ke lapangan juga, takutnya ada yang melakukan penimbunan-penimbunan, selain itu juga bisa lakukan operasi pasar ataupun melaukan sosilisasai seperti yang dilakukan saat ini lurah peduli inflasi,”terangnya.
Dalam kesempatan tersebut BI Jawa Jarat menyerahkan 1000 bibit pohon cabe kepada Pemkot Sukabumi yang nantinya akan disebar ke semua masyarakat. Pembagian bibit cabe tersebut menurut Poppi setidaknya akan mengurangi permintaan akan cabe, karena masyarakat juga bisa mengkonsusmi sendiri dengan adanya pohon cabe di perkaranagnya. Sehingga bisa juga menekan atau meminimlisir terhadap nilai inflasi.
Ar
Komentar