Bandung, jurnalmedia.com – Untuk mensukseskan peran sektor koperasi dan usaha kecil dalam kancah pembangunan ekonomi, Pemprov Jabar kini telah mempunyai program yang cukup maju yaitu One Pesantren One Produk (OPOP).
Agar program itu, dapat tepat sasaran dalam teknis pelaksanaan membutuhkan penajaman pada kualitas program kerja.
Hal ini, diungkapkan Sekretaris Komisi II DPRD Jabar, Toto Purwanto Sandi, dalam keterangannya kepada pers baru-baru ini.
Toto, dalam keterangannya memaparkan agar OPOP berjalan mulus, peta pesantren mana yang membina satriwati atau santriwan harus dibuat peta yg jelas.Hal ini, diperlukan karena produk yang dibuat oleh satriwan dan satriwati akan berbeda.
“Produk yang dihasilkan atau dibuat harus memiliki kualitas agar pemasaran produk dapat diperluas,” ucapnya.
Sementara itu, dalam keterangannya secara terpisah Kadis KUK Jabar, Kusmana Hartaji menjelaskan pihak KUK Jabar dalam rangka mempersiapkan peluncuran program KUK, saat ini sudah menggelar koordinasi dengan berbagai kalangan termasuk dengan MUI dan Ormas Islam.
Diharapkan dengan koordinasi ini, teknis OPOP dapat mengcover kebutuhan semua pihak sehingga OPOP bisa menjadi program di sektor perekonomian yang berkualitas.
Melalui rakor yang melibatkan lintas stakeholders, OPOP dapat tersebar di seluruh Kecamatan, dengan target 1 Kecamatan sebanyak 2 pesantren, dengan jumlah yang ditargetkan 1250 pesantren per tahun.
Jika OPOP ini bisa berjalan sesuai rencana, diharapkan pembangunan perekonomian dapat tersebar merata di seluruh daerah di Jabar.
Dengan demikian, ujar Kusmana urbanisasi bisa ditekan dengan hadirnya OPOP.
Mun
Komentar