oleh

Peringati Tragedi UBL Berdarah, Ini Pesan Romli Untuk Mahasiswa

LAMPUNG, jurnalmedia.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Utara, Romli, menghadiri acara peringatan tragedi Berdarah Universitas Bandar Lampung (UBL) yang di selenggarakan oleh
Unit kegiatan mahasiswa bidang seni dan budaya (UKMBS UBL) bertempat di Caffe point of view, Bandar Lampung, Selasa (28/9/21).

Turut hadir Anggota DPRD provinsi Lampung, Deni Ribowo yang akrab disapa Bung RB, Aktivis 98 serta rekan Mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL).

Dalam sambutanya, Bung RB berpesan kepada seluruh mahasiswa agar jangan pernah melupakan Sejarah Tragedi 28 September 1998. Tragedi itu merenggut nyawa salah satu mahasiswa UBL.

“Saya berpesan kepada adik adik mahasiswa, jangan pernah melupakan Sejarah 28 September 1998. Karena peristiwa berdarah itu telah merenggut Senior kalian dari universitas Bandar Lampung 22 tahun yang lalu,” ucap bung RB.

Baca Juga  Purna Tugas Bupati dan Wabup, PWI Lampura Berikan Cenderamata

Sementara, Romli Ketua DPRD Lampung Utara dalam segmen UBL Berdarah, menceritakan Sejarah tragedi 22 tahun yang lalu, Romli berkisah, ia bersama rekannya menyusun rencana untuk demo dihalaman koramil depan UBL, meminta kepada Danramil agar menurunkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan kepada rekan mahasiswa yang gugur dalam aksi demo. Setelah keesokan harinya, bergabunglah mahasiswa UBL bersama rekan mahasiswa dari universitas lainnya, sesaat setelah aksi demo berlangsung, mulailah terjadi chaos (rusuh) antara mahasiswa dan aparat, sehingga keadaan semakin tidak terkendali, rentetan bunyi senjata api terdengar disetiap sudut, bahkan ada beberapa mahasiswa yang terluka akibat pukulan, serta terkena peluru tajam.

“Ditengah suasana yang semakin mencekam saya bersama rekan mahasiswa lainnya berusaha untuk menjauh dari pusat bentrok,” kata Romli.

Baca Juga  M. Firsada Hadiri Konfercab Ke-IV PCNU Kabupaten Tubaba

Namun, kata Romli naas peluru tajam menembus dada rekannya, melihat sahabatnya tertembak Romli berusaha mengevakuasi sahabatnya, dibantu Deni Ribowo dkk, dan segera melarikan ke rumah sakit terdekat, namun temannya meninggal dunia sebelum tiba diRumah sakit.

Masih kata Romli, tragedi berdarah 22 tahun silam, hingga kini masih melekat dalam ingatan mereka.

“Saya berharap kepada adik-adik mahasiswa, agar jangan pernah berhenti berjuang, berjuang tidak harus dengan senjata, namun dengan prestasi. Agar dapat menjadi generasi yang Berguna untuk Negara Republik Indonesia,” tutup Romli.

Agus

Komentar

Berita Lainnya