Bandung, Jurnalmedia.Com – Dalam Mengenang hari bersejarah bagi rakyat Indonesia memang sangat penting sebagai bahan pelajaran agar kita bisa tahu perjuangan akan pahlawan-pahlawan negeri ini. Ada sebuah istilah yang mengatakan “Kita Jangan Melupakan Sejarah”, bahkan istilah ini melekat penuh dengan makna. Hal ini dikatakan sosok seorang Tondi Utama Hasibuan.BA (hons).MA.
“Kita ini sebagai Rakyat Indonesia,
tidak boleh melupakan sejarah. Apalagi saya maaf…termasuk keturunan raja. Walaupun bagaimana, keturunan tidak bisa dihapus begitu saja,” tutur Tondi Utama Hasibuan yang mendapat Gelar : Patuan Daulat Sutan Palaon , Raja Huristak XII – Padang Lawas.
“Kita sekarang tinggal melanjutkan, apa yang telah dilakukan oleh para leluhur kita,” timpalnya lagi ujar lelaki kelahiran Jakarta, 10 September 1977.
Sekarang ini, Tondi berprofesi sebagai seorang Pelukis dan Fotografer. Mantan alumni SMAN 8 Bandung ini, menyelesaikan pendidikannya S1 dan S2 Jurusan Seni Rupa, di Swinburne University, Melbourne Australia dan Birmingham Univ, Uk.
Malahan untuk lebih meyakinkan bahwa Tondi Utama Hasibuan ini keturunan Raja yang sangat cinta NKRI. Mengirimkan juga runtuyan silsilah leluhurnya yaitu
Tahun 1884 Patuan Barumun merupakan raja ke IX dari kerajaan Huristak – Padang Lawas, di lahirkan di bagas godang huristak thn 1884, semenjak muda patuan barumun sudah rajin menemani ayah nya (Sutan Palaon- raja huristak VIII) dalam tugas2 kenegaraan, patun barumun sering mewakili Sutan palaon bila bertemu controleur Hindia-Belanda dan ikut memberikan pandangan dan sikap atas permasalahan2 kerajaan.
Patuan barumun sudah dipersiapkan ayahnya dari semenjak muda, dan dinobatkan sebagai penggantinya, walaupun dia mengalami pergolakan batin antara menjaga adat dan kezuhudannya dalam beragama.
Tahun 1910 kesultanan kotapinang menemukan jenazah sutan palaon dan seekor buaya sama2 tewas di pinggir sungai kotapinang, (jarak negri kotapinang dan negri Huristak sekitar 4 jam jarak sekarang memakai mobil)
ke 2 jenazah langsung diantarkan ke huristak dan di makam kan dengan tradisi kerajaan, penghormatan dari kesultanan kota pinang dan pengantaran iringan jenazah dari pasukan kesultanan kotapinang, di Huristak sendiri horja pemakaman berlangsung 7 hari.
Dengan kesedihan yang mendalam patuan barumun menyimpan tengkorak buaya itu di bagas godang , dan teringat kembali akan pesan seluruh leluhurnya bahwa clan naga adalah musuh sejati clan buaya.
1914 Hindia Belanda mengeluarkan besluit patuan barumun pengakuan akan kedaulatan huristak di zaman ini patuan barumun kembali menegakkan adat dan memakai aksara batak kuno dalam surat-surat perjanjian dengan Hindia Belanda, sementara ayahnya dulu memakai aksara arab-melayu dalam surat menyurat
Berdasarkan cerita turun temurun ada satu zaman ketika Patuan Barumun harus bertempur melawan 7 raja Nusantara dalam memperebutkan n 1 mayat orang suci, dimana ke 7 pertempuran itu semuanya di menangkan Patuan Barumun seorang diri
1942 (2603 thn Saka), Hindia-Belanda diusir dai Nippon Jepang, keadaan sangat mencekam di seluruh Negeri, Patuan Barumun kembali harus bersiasat dan berstrategi dalam menghadapi jepang, tapi berkat keuletannya dia bisa menghadapi semuanya, jepang mengakui kedaulatan huristak dan patuan barumun membantu dana dan pekerjaan shimizugumi dalam membangun jembatan-jembatan yang sangat berguna bagi masyarakat luas (seperti halnya Hindia-Belanda dan perusahaannya VOC, ketika Jepang memasuki Indonesia, dai Nippong juga membawa perusahaannya shimizugumi buat kerjaan2 konstruksi dll di nusantara), shimz sekarang menjadi perusahaan konstruksi terbesar di Jepang dalam abad modern ini.
1942-1947 Patuan Barumun memberi bantuan dana perang demi kemerdekaan dan kedaulatan NKRI
1947 negeri Huristak dan dewan negeri Huristak resmi bergabung dan menjadi bagian NKRI tercinta
1947-1952 Patuan Barumun menjadi penasehat khusus “siasah” korps tempur TNI di gunung tua, selain membantu dana Patuan Barumun juga memberikan komando terhadap tentara yang berjuang ke garis depan dalam mengusir belanda dalam menjaga kemerdekaan dan keutuhan NKRI
1966 Patuan Barumun meninggal dengan tenang setelah tahiyat akhir setelah sholat subuh
Patuan Barumun berhasil melewati 4 masa pertempuran dan pergolakan selama hidupnya, masa hindia-belanda, masa jepang, masa kemerdekaan dan masa revolusi sosial, seorang real hero karna dia berjuang demi NKRI.
Bahkan Tondi Utama Hasibuan, melampirkan juga. Bukti-bukti lainnya, mulai dari surat-surat dan foto dokumentasi leluhurnya.
Red
Komentar