Bandung, Jurnalmedia.com – Kepala Cadisdik Wilayah IV, Ai Nurhasan mengapresiasi partisipasi sekolah di Kacadisdikwil IV menggelar kegiatan ‘Pelatihan Calon Tutor IRMA Jawa Barat Daring Angkatan ke-5 Wilayah IV Kabupaten Karawang-Kabupaten Subang-Kabupaten Purwakarta’.
Namun dirinya menilai, peran masjid yang ada di sekolah-sekolah Kacadisdikwil IV belum difungsikan dengan optimal.
Menurutnya, rata-rata masjid di sekolah hanya digunakan untuk shalat, padahal masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan di masjid.
“Terkadang, menyimpan sandal saat mau masuk ke masjid saja, banyak yang menganggap sepele. Seharusnya, sandal itu disimpan di tempatnya dengan rapi. Ini kan termasuk menerapkan pendidikan karakter, menempatkan sesuatu pada tempatnya dan menghargai orang lain. Hanya, terkadang hal tersebut kita sepelekan,” paparnya.
Terkait kebersihan masjid, Ai menilai, sangat aneh jika di masjid banyak debu sehingga kurang elok dipandang.
“Padahal, di situlah pendidikan karakter kita dilatih tentang kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar. Ya, setidaknya malu. Masjid kan tempat kita shalat, menghadap Allah SWT. Masa tempatnya kotor, banyak debu, tidak rapi, tidak elok dipandang, dan lainnya,” ungkapnya.
Oleh sebab iti, menurutnya IRMA memegang peran penting dalam penguatan pendidikan karakter bangsa.
“Apalagi kita sekarang hidup di zaman modern, era globalisasi. Kita cenderung mencintai dan menghargai yang sifatnya global, seperti main HP, nonton TV, dan alat elektronik lainnya. Bukan maksud saya melarang main HP, tapi jangan sampai melupakan keadaan lingkungan sekitar. Seperti, masjid dan kelas kotor dan sebagainya,” tuturnya.
Ai pun berharap, impelementasi pendidikan karakter tiap siswa menjadi lebih meningkat menuju arah yang lebih baik.
“Kita semua tahu bahwa di zaman Rasulullah SAW, masjid bukan hanya digunakan untuk ibadah, tapi juga untuk pembinaan umat. Mulai dari pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, dan lainnya,” ungkapnya.
Berbeda dengan masjid zaman sekarang, Ai melihat, masjid hanya digunakan untuk shalat. Salah satu penyebabnya adalah pengelolaan atau manajemen masjid yang tidak profesional dan tidak serius.
“Kalau kita benahi, apalagi dengan hadirnya IRMA dan semangat para siswa dalam mengelola masjid, insya Allah masjid akan menjadi pusat pendidikan karakter bagi bangsa kita,” ujarnya.
Untuk itu, terkait IRMA, Ai berusaha akan berkoordinasi dengan tiap sekolah agar difasilitasi dan diberi anggaran.
“Juga akan kami arahkan agar masjid di sekolah difungsikan lebih optimal. Insya Allah, kami akan terus memantau,” ungkapnya.
Dirinya pun menyemangati para peserta yang terpilih menjadi perwakilan sekolah dalam mengikuti pelatihan calon tutor ini.
“Kalian harus bangga karena kalian akan menjadi penyemangat dan motivasi bagi ribuan pelajar lainnya se-wilayah IV,” ujarnya.
Ai berharap para peserta memanfaatkan kegiatan ini dengan baik.
“Insya Allah, Kacadisdikwil IV akan men-support apa yang para peserta butuhkan. Sehingga, saya berharap, usai pelatihan calon tutor ini, para tutor yang dinyatakan lulus bisa membagikan ilmunya kepada teman-teman di sekolah dan dapat diimplementasikan dengan real di sekolahnya masing-masing,” pungkasnya.
Kegiatan digelar selama dua hari, mulai Tanggal 9-10 Oktober 2020. Diikuti sekitar 729 siswa SMA/SMK. Gelaran dilangsungkan melalui aplikasi Zoom, Youtube, Umma, dan grup Whatsapp. (*)
Komentar