oleh

Plh. Kadisdik Jabar, M. Ade Afriandi Hadiri Rakor Kepala SMA, SMK, SLB Negeri Se-Cadisdik Wilayah III & IV di Purwakarta

Menurutnya, dalam PPDB ini selain banyak dinamika, ada juga romantikanya. “PPDB ini tentu bukan hal mudah bagi kita semua. Respons pun berbeda-beda, ada yang mengatakan nyaman, bagus, tertib, dan ada juga yang mengatakan tidak. Bagaimana cara kita melihat PPDB itu sendiri. Tapi kalau kita lihat PPDB yang objektif, transparan, dan akuntabel digabungkan menjadi satu kata yaitu jujur, saya yakin tidak akan ada dinamika dan romantikanya,” tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, adalah mengevaluasi agar PPDB tahun 2025 lebih baik lagi. “Meski ternyata semakin kita berusaha taat aturan, semakin sulit,” ungkapnya.

Dari sistem juga, tambahnya, harus diperbaiki karena yang mengakses bukan hanya peserta dan orang tua peserta, tapi siapa pun bisa mengakses. “Kemarin ada 2,9 juta akun yang mengakses bersamaan. Begitu pun untuk sistem layanan lainnya, perlu koordinasi dan disepakati, baru launching aplikasi,” ujarnya.

Ke depan, lanjutnya, tidak lagi mengedepankan jarak, tapi keaslian kartu keluarga (KK). Evaluasi untuk zonasi tidak bisa berdiri sendiri, perlu mengajak kelurahan, kecamatan, dan Disdukcapil. “Harus sungguh-sungguh terevaluasi agar ke depannya kita tidak mewariskan masalah. Begitu juga untuk jalur prestasi, afirmasi, dan kuota. Kita harus melakukan evaluasi supaya tahun depan PPDB tidak muncul dengan masalah yang sama,” terangnya.

Plh. Kadisdik pun berpesan, (evaluasi) di forum ini harus dijadikan catatan untuk perbaikan, bukan hanya diarsipkan. “Ketika sudah jadi baik lanjutkan, sebagian baru diarsipkan untuk menjadi kenangan,” pungkasnya.

Selain memberikan pengarahan, Plh. Kadisdik juga mencoba mengendarai mobil listrik bantuan Presiden RI yang diberikan kepada SMKN 1 Purwakarta serta memuji inovasi siswa SMKN 1 Purwakarta yang mengonversi motor bensin menjadi motor listrik.

 

Komentar