Bandung, jurnalmedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah memiliki 394 aplikasi Smart City yang dibangun sejak tahun 2014. Semua aplikasi itu dibangun dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan seluruh SKPD sekaligus mempermudah pelayanan publik.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengemukakan, sejak era smart city Kota Bandung dimulai tahun 2014, seluruh SKPD bersemangat membangun aplikasi kepentingan kemudahan pelayanan.
“Sejauh ini terdata 394 aplikasi yang ada di Pemkot Bandung. dari semua itu, aplikasi yang operasional utuh sebanyak 239 atau 61%, sisanya sebanyak 122 aplikasi dalam proses pengembangan, sedangkan sisanya 33 aplikasi tidak operasional,” ungkapnya saat ditemui di Balaikota, Jalan Wastukancana No. 2, Kota Bandung, Selasa (26/9/2017).
Menurutnya, aplikasi yang tidak dioperasikan tersebut memiliki berbagai alasan. Di antaranya adalah karena ada penggabungan aplikasi misalnya aplikasi di rumah sakit. Ada beberapa pelayanan yang memiliki masing-masing satu aplikasi, pada perjalanannya kemudian diintegrasikan dalam satu aplikasi yang sama.
“Alasan lainnya karena ada perubahan platform, update sistem, sarana pendukung belum lengkap, alasan lainnya seperti kebijakan berubah misalnya kewenangan perizinan di kecamatan,” katanya.
Ahyani melanjutkan, tidak seluruh aplikasi dibangun oleh SKPD di Pemkot Bandung. sebagian aplikasi dibangun oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi atau juga hibah dari pihak yang lain.
“Aplikasi itu memang disiapkan pemerintah untuk memudahkan pelayanan publik. Masalah pemanfaatannya itu sesuai kebutuhan masing-masing orang. Logikanya begini, kita punya smartphone dimana dalam play store ada 1.000 aplikasi, sedangkan kita hanya install 10 aplikasi sesuai kebutuhan kita,” bebernya.
Dari sekian banyak aplikasi yang dibangun oleh Pemkot Bandung, sebagian aplikasi direplikasi oleh puluhan pemerintah kabupaten kota di seluruh Indonesia. Salah satu aplikasi yang direplikasi adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Silakip) yang digunakan oleh Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Kota Payakumbuh.
“Pemerintah daerah yang sudah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan kita ada 25 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kalau jenisnya yang sudah diunduh ada 17 aplikasi,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung, Yayan A. Brillyana menambahkan, salah satu faktor keberhasilan smart city adalah tersosialisasikannya aplikasi yang ada kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu dan mempergunakan aplikasi tersebut dalam memperoleh pelayanan dari pemerintahnya yang efisien, efektif, dan transparan.
“Untuk itu kami gencar melakukan sosialisasi mengenai aplikasi tersebut. Ada banyak media yang digunakan untuk sosialisasi tersebut. Tidak cukup hanya melalui media sosial, media cetak, dan media elektronik, melainkan juga melalui berbagai kegiatan termasuk Bandung Menjawab,” ungkapnya.
Meskipun begitu, lanjut Yayan, pihaknya juga menyadari bahwa sosialisasi masih harus terus gencar dilakukan agar aplikasi-aplikasi yang telah dibuat dapat digunakan oleh lebih banyak orang lagi terutama warga Kota Bandung.
“Kami tidak akan berhenti melakukan sosialisasi demi sosialisasi agar kebermanfaatan aplikasi Smart City Kota Bandung bisa semakin meluas,” pungkasnya.
Red
Komentar