Bandung, Jurnalmedia.com – Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil mendorong generasi muda untuk menjadi agen pemersatu bangsa melalui konten-konten digital. Menurut pria jebolan University of Berkeley California itu, anak-anak muda yang terdidik adalah ujung tombak yang seharusnya bisa mengampanyekan pesan-pesan persatuan.
Secara umum, anak muda, khususnya di Kota Bandung, adalah pengguna media sosial yang aktif. Semiocast.com melansir bahwa Bandung, di mana 60% penduduknya berusia di bawah 40 tahun, adalah kota pengguna Twitter yang paling aktif nomor 6 di dunia. Saat ini, anak-anak muda mulai banyak menyukai Youtube dan Instagram yang lebih banyak menggunakan konten visual berupa gambar dan video pendek.
Hal tersebut dipandang potensi sekaligus tantangan bagaimana masyarakat bisa berperan aktif dalam menyebarkan pesan-pesan tertentu. Ridwan mengatakan, konten yang dibuat oleh kreator di media sosial sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pengikut media sosialnya.
“Oleh karena itu saya mengajak anak-anak millennial ini, yang aktif sehari-hari menggunakan smartphone dan melakukan postingan di berbagai konten, untuk mengajak lagi sebuah nilai yang memperkuat kebhinekaan dan persatuan,” ujarnya di Balai Kota Bandung usai membuka kegiatan Pelatihan Jurnalisme Kebhinekaan melalui Literasi Media, Jumat (28/7/2017).
Ridwan mengatakan kepada ratusan pelajar Kota Bandung bahwa ada pihak-pihak yang berupaya menyebarkan paham tertentu yang berpotensi memecah belah persatuan. Kendati begitu, Ridwan mengajak para siswa agar tetap optimis dalam menjaga kesatuan Indonesia.
Saat ini, lanjut Ridwan, di media daring (online), khususnya di media sosial, banyak isu sosial, seperti ujaran kebencian, perundungan, xenophobia, dan ekstremisme menerpa kalangan generasi muda. Hal ini dipandang berpotensi mengkonstruksi nilai-nilai dan karakter negatif hingga berdampak pada stabilitas sosial di masyarakat. Untuk itu, Ridwan memandang perlu adanya pendidikan literasi media untuk anak muda.
Acara yang digelar oleh Maarif Institute bekerja sama dengan duta YouTube Creators for Change Cameo Project itu dinilai Ridwan bisa menjadi media untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda bagaimana menciptakan konten-konten positif untuk media sosial. Dan yang terpenting, lanjut Ridwan, adalah bagaimana konten yang dibuat oleh anak muda ini bisa mengampanyekan nilai-nilai toleransi dan persatuan di Indonesia.
“Ajak masyarakat untuk tidak membenci perbedaan, memposting situasi di mana orang kaya miskin bisa bersatu, beda agama main bareng. Kalau (nilai-nilai) ini dipengaruhi oleh mereka (para pelajar) ini, insya Allah generasi baru tidak terkontaminasi oleh nilai-nilai negatif yang merusak kebhinekaan,” katanya.
Ia pun memberikan tips dan saran kepada para peserta agar konten yang mereka buat bisa diterima oleh khalayak. “Basisnya harus visual, ada foto dan tulisan. Pesannya juga pesan positif. Banyak kalimat humoris karena menurut survey orang Indonesia lebih berinteraksi kalau humoris,” pungkasnya.
Red**
Komentar