oleh

Taman Tegallega Bakal Tampil Beda

Bandung, JurnalMedia.com – Taman konservasi Tegalega memiliki tempat tersendiri di hati warga Bandung. Lokasi tersebut banyak dijadikan sebagai sarana olahraga, rekreasi keluarga, bahkan sekadar berjalan-jalan. Kawasan seluas 16 hektar tersebut juga menjadi tempat berdirinya monumen Bandung Lautan Api.

Saat ini, Pemerintah Kota Bandung tengah menata ulang lokasi tersebut agar menjadi ruang interaksi yang lebih ramah dan nyaman bagi masyarakat. Fasilitas-fasilitas baru segera bisa dihadirkan untuk dinikmati warga Bandung.

Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil merencanakan pembangunan Taman Konservasi Tegalega dalam empat tahap. Tahap pertama sudah mulai menampakkan hasilnya. Pekerjaan dilakukan pada jalur tengah menuju ke monumen dan lokasi upacara. Tampak lantai berupa batu granit dan material lain digunakan sebagai media pengerasan.

Baca Juga  Berkat Program Rutilahu Baznas Jabar, Suhanah Kini Bisa Kembali Menghuni Rumahnya

Desainnya pun terlihat cantik khas Bandung dengan pola-pola kontur bergelombang. Seperti biasa, selalu disediakan wisata permainan anak-anak berupa kolam air dangkal.

“Di depan itu ada amphitheater dimana di kolongnya ada perpustakaan dan akan dijadikan ruang eksebisi yang temporer,” jelas Ridwan Kamil saat meninjau progres pembangunan Tegalega, Rabu (8/2/2017).

Ada pula instalasi-instalasi berbentuk dinosaurus yang akan menyala di malam hari. Tujuannya agar wisata ke Tegalega juga bisa dinikmati di malam hari.

“Dinosurus itu kan lampion, kita ingin Tegalega ini kita rubah seperti Alun-Alun malam hari. Dulu, alun-alun kan ada kegiatan negatif, nah Tegalega juga citranya seperti itu. Kita ubah dengan wisata keluarga malam hari. Hasil kajiannya yang paling pas adalah taman lampion,” jelas Ridwan.

Baca Juga  Berkat Program Rutilahu Baznas Jabar, Suhanah Kini Bisa Kembali Menghuni Rumahnya

Pada tahap pembangunan selanjutnya, akan ada pula arena olahraga berupa sepak bola dan kolam renang. Ia merancang desain berupa zonasi seperti itu agar warga memiliki banyak pilihan rekreasi.

“Karena ini luas maka yang betul secara desain adalah dengan membagi-bagi zonasi supaya orang tidak bosan,” terang Wali Kota.

Ridwan sengaja mendesain arena publik itu dengan sebagus mungkin. Tujuannya agar banyak masyarakat berminat untuk mengunjungi tempat tersebut. Ia mengaku sangat sedih jika ada ruang terbuka hijau yang tidak diminati oleh masyarakat

“Biasanya karena pengelolaanya tidak maksimal atau desainnya tidak mengundang. Kita sudah membuktikan dengan Teras Cikapundung, dengan Alun-Alun. Kalau desainnya betul, masyarakat datang berbondong-bondong,” ujarnya.

Komentar