JURNAL MEDIA, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) mengajak kepada masyarakat untuk terus berupaya menekan penularan HIV dengan pendekatan yang lebih personal dengan membangun kesadaran dan komunikasi yang empatik dalam mencegah serta menanggulangi HIV/AIDS.
“Pencegahan penularan HIV harus dilakukan lebih dekat dengan masyarakat, langsung menyentuh secara personal,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan pada kegiatan Forum Warga Peduli AIDS (WPA) di Aula Masjid Agung Al Ukhuwah, Rabu 29 Oktober 2025.
Farhan menyadari, hingga kini masih ada stigma negatif terhadap HIV/AIDS yang membuat banyak orang enggan terbuka mengenai status kesehatannya.
“Suka atau tidak, stigma itu masih ada. Orang cenderung menyembunyikan statusnya karena takut dikucilkan, malu, atau faktor psikologis lainnya,” ucapnya.
Untuk itu, Pemkot Bandung bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung membentuk Forum Warga Peduli AIDS (WPA) secara berjenjang mulai dari tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan. Melalui pelatihan ini, para kader dibekali kemampuan komunikasi dan pendampingan agar dapat membantu masyarakat dengan cara yang tepat.
“WPA diisi oleh orang-orang yang punya kesadaran bahwa HIV ini ancaman kesehatan serius, dan mereka punya komitmen untuk mencegah serta menanggulanginya,” kata Farhan.
“Pendekatan dari orang ke orang jauh lebih efektif menjangkau mereka yang hidup dengan HIV, dibanding hanya lewat lembaga,” tambahnya.
Menurutnya, kemampuan komunikasi sangat penting bagi para kader WPA agar tidak menimbulkan kesalahpahaman saat berinteraksi dengan orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHIV/ODHA).
“Gunakan bahasa yang tidak merendahkan, dan tidak mengucilkan. Kadang niat baik bisa salah dimaknai kalau cara bicara kita keliru,” pintanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada KPA Kota Bandung atas dedikasinya menjadi garda terdepan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bandung.
“Inisiatif membangun jejaring WPA ini sangat strategis dan harus terus dilanjutkan. Pemerintah Kota Bandung sangat mendukung,” tuturnya.
“Karena sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV secara tuntas, maka pencegahan dan pendampingan harus terus berjalan,” ungkap Farhan.
Sementara itu, Kepala Sekretariat KPA Kota Bandung, Maya Verasandi menjelaskan, pelatihan WPA ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para kader WPA, menyegarkan kembali pemahaman tentang HIV, dan membentuk kader-kader yang lebih aktif,” jelas Maya.
“Kami ingin mengoptimalkan peran kelurahan sebagai ujung tombak edukasi dan advokasi masyarakat, serta menumbuhkan lingkungan sosial yang peduli dan bebas stigma,” lanjutnya.
Pelatihan ini diikuti oleh 151 Ketua WPA kelurahan se-Kota Bandung, yang merupakan istri dari para lurah atau Ketua TP PKK Kelurahan. Kegiatan berlangsung selama dua hari, dengan harapan terbentuk jaringan WPA yang kuat di seluruh wilayah kota.
“Lewat kegiatan ini, kita berharap warga peduli AIDS bisa memberikan edukasi, pendampingan, dan dukungan kepada masyarakat serta ODHIV/ODHA di lingkungan kita,” ujar Maya.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemkot Bandung untuk mencapai target “Bandung Zero 2030” yaitu tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian akibat HIV, dan tidak ada stigma maupun diskriminasi.















Komentar