JURNAL MEDIA, BANDUNG — Ketua Komunitas Sejarah FBT45, sekaligus Pendamping Sejarah LVRI Kota Bandung, Sandi mengkonsep Tugu Perjuangan Bandung Timur bersama-sama karena ingin mengembalikan marwah dan histori sejarah yang ada di Bandung Timur.
“Tugu ini ada empat sisi penjuru. Itu melambangkan beberapa kejadian yang disebut dengan Peristiwa 21 pejuang yang gugur. Ada beberapa kejadian pertempuran, bukan hanya di Cipadung saja,” ucapnya di Teras Sunda, Jalan AH. Nasution, Kota Bandung, Rabu 10 November 2021.
Sandi menjelaskan, tugu yang dihiasi beberapa gambar tersebut memiliki arti visual terkait peristiwa bersejarah yang terjadi di Bandung timur, seperti peristiwa di Pangaritan, Buahbatu, Gedebage, sampai Arcamanik.
“Sentralnya di sini (Cipadung). Karena di sini terjadi pembunuhan oleh Belanda terhadap Pasukan Hizbullah dan Pasukan Istimewa. Ketika mereka shalat di tempat belakang tugu saat ini, Belanda datang dan langsung menembaki para pejuang tersebut,” katanya.
“Di sana juga ada visual petani, pejuang, dan sawah yang menceritakan pertempuran di Pangaritan. Masih ada juga tugunya di sana (Pangaritan).”
“Karena disana gudangnya beras untuk para Pejuang. Disebutkan juga dalam sejarah, ada Leuit atau lumbung Padi dihancurkan oleh Belanda,” lanjutnya.
Sedangkan di Gedebage, Sandi mengatakan ada pertempuran Tentara Pelajar yang dikomandoi Mayor Tobing. Pasukan ini sangat disegani oleh Belanda.
“Jadi di Bandung Timur ini, Belanda tidak bisa masuk atau tembus. Mereka ingin masuk ke arah Cirebon untuk ke Sumedang. Nah pasukan yang ada di sini dari Laskar-laskar yang banyak, oleh Jendral AH Nasution diperintahkan untuk mempertahankan Bandung Timur jangan sampai tembus. Jadi korbannya banyak di sini,” ucapnya.
“Peristiwa di sini rentetan sejarah sampai Bandung Lautan Api. Beberapa kejadian pertempuran di Kota, atau di Utara, bahkan sampai Jakarta itu merujuknya di Bandung Timur. Hal itu juga sudah dibikin buku judulnya Tiada Berita dari Bandung Timur 1945-1947 oleh Abah Rusady,” imbuhnya.
***
Komentar