oleh

UPI dan Seoul National University Perkuat Kolaborasi Internasional untuk Pengembangan Profesionalisme Guru IPA

JURNAL MEDIA,BANDUNG — Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) terus memperkuat jejaring dan kolaborasi internasional dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru IPA di Indonesia.

Salah satu wujud nyata upaya tersebut adalah pelaksanaan Workshop for Science Teachers bertajuk “Transforming Classroom Assessment: Integrating Human and AI Grading”, yang digelar pada Sabtu (25/10/2025) di Gedung FPMIPA B, UPI Bandung.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Adjunct Professor World Class University (WCU) Pendidikan IPA UPI, dengan menghadirkan Prof. Minsu Ha, Ph.D., dari Department of Biology Education, Seoul National University (SNU), Korea Selatan. SNU sendiri merupakan universitas berperingkat ke-38 dunia versi QS World University Rankings (QS WUR) 2026. Kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi UPI untuk memperkuat reputasi akademik globalnya.

Baca Juga  Sebanyak 253 Tenaga Pendidik Ikuti Kursus Orientasi Kepramukaan

Workshop yang diselenggarakan secara hybrid ini diikuti oleh 27 guru IPA, Kimia, Fisika, dan Biologi secara luring dari Bandung dan sekitarnya termasuk dari Cirebon dan Sukabumi, serta sekitar 86 peserta daring dari berbagai daerah di Indonesia.

Pada sesi pertama yang dimoderatori oleh Ai Nurlaelasari Rusmana, M.Ed., dosen Pendidikan IPA UPI, Prof. Ha menyoroti pentingnya penggunaan open-ended assessment (asesmen terbuka) untuk mengukur pemahaman konseptual siswa secara mendalam. Namun, ia mengakui adanya tantangan dalam penerapannya di sekolah, seperti beban kerja guru yang tinggi dan rendahnya kepercayaan terhadap keadilan penskoran.

“Kecerdasan buatan (KA/AI) dapat hadir sebagai mitra guru dalam proses asesmen, bukan sebagai pengganti guru,” ungkapnya.

Baca Juga  Sebanyak 253 Tenaga Pendidik Ikuti Kursus Orientasi Kepramukaan

Dalam paparannya, Prof. Ha memperkenalkan sistem SAAI (Scoring Assistant using Artificial Intelligence), sebuah platform berbasis web yang dikembangkan timnya di Korea Selatan. Sistem ini dirancang untuk membantu guru menilai jawaban terbuka secara semi-otomatis, tetap mempertahankan peran guru sebagai penentu akhir penilaian agar efisiensi dan keadilan dapat berjalan beriringan.

Para guru sedang mempraktikan analisis asesmen terbuka menggunakan SAAI.

Sesi kedua difasilitasi oleh Hanna Nurul Husna, M.Pd., dosen Pendidikan IPA UPI, yang memandu praktik penggunaan sistem SAAI untuk menganalisis jawaban open-ended berbahasa Indonesia. Para guru, baik yang hadir di tempat maupun secara daring, tampak antusias mengikuti pelatihan hingga mampu menginterpretasikan hasil skoring yang dihasilkan oleh AI.

Baca Juga  Sebanyak 253 Tenaga Pendidik Ikuti Kursus Orientasi Kepramukaan

Dalam sesi penutupan, Prof. Ha menyampaikan komitmennya untuk menjalin kerja sama lanjutan dengan Pendidikan IPA UPI dalam mengembangkan versi Bahasa Indonesia dari SAAI, agar sistem ini dapat dimanfaatkan secara luas oleh guru-guru di Indonesia.

“Kerja sama internasional sangat penting untuk membangun sistem asesmen yang relevan, adil, dan berkelanjutan bagi pendidikan masa depan,” ujarnya.

Workshop ini menjadi kegiatan penutup dari rangkaian kunjungan Prof. Ha ke Indonesia sebagai Adjunct Professor di Pendidikan IPA UPI, setelah sebelumnya melaksanakan collaborative teaching, FGD dengan dosen Pendidikan IPA, dan general lecture untuk mahasiswa Pendidikan IPA.

Melalui kegiatan ini, UPI menegaskan perannya sebagai universitas kelas dunia yang berkomitmen membangun kapasitas guru dan memperkuat daya saing global pendidikan sains di Indonesia.

Pep

Komentar