BANDUNG, jurnalmedia.com — Sejumlah pakar dan komunitas mendukung dan mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Bandung dalam penyelesaian masalah sampah. Termasuk program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman) yang bertujuan menyelesaikan sampah dari sumbernya.
Dukungan, apresiasi, dan juga masukan ini terungkap saat Wali Kota Bandung, Oded M. Danial bersilahturahmi dengan para pakar dan pegiat lingkungan dari sejumlah kelompok di Pendopo Kota Bandung, Rabu 9 Juni 2021.
Mereka di antaranya yaitu Forum Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat, Hedjo Institute, Forum Sedekah Sampah Nyaah ka Bandung (Sesa Nyaba), dan Waste Cycle Indonesia.
Koordinator Forum Sesa Nyaba, Rahmat Suprihat mengatakan mengapresiasi program yang digulirkan oleh Pemkot Bandung. Namun berdasarkan temuan dan kajjan, Ia mempermasalahkan terkait monitoring dan evaluasinya.
“Seperti Kang Pisman itu sangat luat biasa, tapi kita sangat kurang istikamah. Saya melihat banyak fasilitasnya seperti bata terawang, keranjang takakura hanya bisa berjalan beberapa saat. Mungkin karena monitoring dan evaluasi kurang maksimal,” katanya.
“Kami di Forum Sesa Nyaba ini merupakan gerakan moral untuk menjawab permasalahan itu. Kita punya beberapa struktur yang dibangun dan bisa sampai ke bawah sampai tingkat RT. Dari gerakan itu sebetulnya bagaimana kita belajar mengolah sampah sebijak mungkin,” ucapnya.
Koordinator Forum BJBS, David Sutasurya menyampaikan beberapa kajian terkait pengelolaan sampah di Kota Bandung yang telah didiskusikan sebelumnya. Hal itu sebagai kontribusi agar Kota Bandung bebas dari sampah.
“Kita dari awal diskusi dengan Mang Oded, sudah mengingatkan bahwa ada bom waktu sampah di Kota Bandung. Kita ingin menyelesaikannya dengan cara zero waste, merakyat. Tapi kita tahu bahwa ada kondisi-kondisi terkini dan bagaimana menghadapinya,” katanya.
“Kalau kita melihat, bom waktu sampah Kota Bandung sebetulnya sudah keliatan sekali. Pertama, TPS Sarimukti kondisinya seperti itu, rencana perluasan oleh provinsi terhambat oleh Covid-19, perizinan dari KLHK dan sebagainya,” lanjutnya.
“Kemudian Legok Nangka dengan sistem open teknologi dan lelang menurut diskusi kami, bisa jadi realistinya itu baru bisa beroperasi 2025. Karena open teknologi itu harus dua tahap dan setiap tahap bisa ada delay,” ucap David.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Hedjo Institute, Abdul Wahab menyampaikan dengan kolaborasi ini membuka ruang yang lebih luas lagi agar gerakan tidak dipandang hanya sebagai satu elemen yang sederhana.
“Ini salah satu upaya mengerangkakan, bagaimana isu sampah menjadi perhatian publik, tidak hanya tugas Pemerintah. Dan menyadarkan kembali bahwa gerakan ini sebetulnya kebutuhan bersama,” ucapnya.
Meski mengaku baru terbentuk setahun, Ketua Waste Cycle Indonesia, Irman mengaku, sesuai namanya tidak memfokuskan diri di Kota Bandung. Tetapi karena basisnya di Kota Bandung sehingga permasalahan sampahnya termasuk menjadi perhatian juga.
“Waste Cycle Indonesia ini memposisikan diri sebagai edukator dan membangun awareness pada masyarakat yang belum tahu masalah yang dihadapi sekarang tentang pengelolaan sampah. Insyaallah kami siap membantu Mang Oded dan Pegiat lingkungan sebagai pendukung,” ucapnya.
Sedangkan Eksekutif Walhi Jabar, Rena berharap Pemkot Bandung bisa memaksimalkan fungsi TPS.
“Bagaimana Pemkot Bandung memaksimalkan fungsi TPS sebagai tempat pengelolaan sampah bukan tempat pembuangan sampah, yang jumlahnya cukup banyak. Kalau itu dimaksimalkan saya yakin sampah yang dibuang ke TPA pasti berkurang cukup banyak. Pastikan juga dalam pengawasannya,” katanya
Energi Silahturahmi
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M. Danial berharap silahturahmi dan pertemuan ini bisa membuat Pemkot Bandung lebih baik lagi dalam mengelola sampah.
“Harapan saya dari energi silaturahmi ini mudah-mudahan bisa bersama-sama membangun Kota Bandung yang kita cintai dengan kebersamaan kita,” katanya
“Yang paling ideal dalam pengelolaan sampah, kita harus mengajak silaturahim semua stakeholder termasuk masyarakat secara personalnya agar dapat dibina, diedukasi, sehingga sampah bisa diselesaikan oleh kita semua, makanya ada program Kang Pisman,” lanjutnya.
Oded pun mengucapkan terima kasih dan menjadi semakin optimis dalam menangani persoalan sampah menjadi lebih baik.
“Mang Oded semakin optimis, ini bisa dijadikan momentum kita dengan segala masukan bisa jadi pelengkap dalam pengelolaan sampah. Saya sepakat kita memang butuh komitmen dan konsistensi,” katanya.
Di kesempatan itu, Oded juga didampingi Tim Kebijakan Wali Kota, Apipudin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dudy Prayudy, Sekretaris DLHK, Dedy Dharmawan, dan Kepala PD Kebersihan, Gun Gun Saptari Hidayat.
**
Komentar