oleh

Penting Konsumsi Buah di Masa Pandemi Covid-19

Bandung, jurnalmedia.com – Pandemi Covid-19 belum berlalu. Ini ditandai dengan masih terus muncul kasus baru penularan Covid-19 di Indonesia. Hingga saat ini belum ditemukan vaksin maupun obat, maka upaya meminimalisir potensi penularan pandemi Covid-19 harus dilakukan oleh setiap orang.

Konsumsi makanan dengan gizi seimbang perlu dilakukan untuk mencegah tertulari penyakit. Selain itu, makanan dengan kandungan gizi seimbang bisa mempertahankan kondisi tubuh lebih sehat.

“Pilih makanan sehat. Konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang. Ada proteinnya, nutrisi dan vitamin. Selalu konsumsi buah dan sayuran sebagai menu makanan sehari-hari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, dalam webinar series, “GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi Covid-19”, Selasa (11/8) silam.

Webinar series ini digelar sebagai bagian dari Kompetisi Jurnalistik Great Giant Food (GGF) Tahun 2020. Health Campaign Spesialist GGF, Nanda D Syahpradana, dan Head of Product & Management PT Sewu Segar Nusantara (SSN), Luthfiany Aswawie turut menjadi pembicara lain dalam webinar ini.

Konsumsi buah dan sayuran sebelum masa pandemi Covid-19 diakui Reihana kurang. Padahal ada kandungan vitamin dalam buah dengan berbagai manfaatnya yang dibutuhkan tubuh.

Dalam buah seperti papaya, jambu biji, serta pisang, jeruk dan melon memiliki kandungan vitamin A, vitamin C, dan vitamin E yang memiliki fungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh (antibodi), melindungi tubuh dari infeksi, maupun radikal bebas. Buah, sebut Reihana, masuk ke dalam katagori bahan makanan yang mampu memberi respon imun dalam tubuh.

Mengkonsumsi buah serta sayuran setiap hari dimaksudkan supaya tubuh memperoleh gizi seimbang. Konsumsi buah ini harus dijadikan kebiasaan sebagai bagian dari gerakan hidup sehat yang gencar dilakukan saat pandemi Covid-19 memasuki era adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Pentingnya mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang mengingat ancaman virus Covid-19 belum berakhir. Sekali pun saat ini telah memasuki era new normal atau AKB, tetapi kondisi tersebut tetap mengharuskan masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan sebaik-baiknya.

Menurut Reihana, Provinsi Lampung masih memiliki wilayah yang masuk dalam katagori zona orange yang berarti ada tingkat risiko tinggi dengan penularan yang tidak terkendali. “Data per 8 Agustus 2020, Provinsi Lampung tidak ada yang masuk zona merah. Tapi masih ada wilayahnya masuk zona orange dan kuning,” ungkap Reihana.

Tercatat ada sebanyak 216 kasus dengan angka kematian sebanyak 13 orang. Sementara angka penderita yang sembuh sebanyak 227 orang.

Dari angka penularan hingga kematian akibat Covid-19, Provinsi Lampung sebenarnya di bawah angka secara nasional. Namun, ujar Reihana, tetap rentan mengingat secara geografis diapit oleh provinsi lain yang memiliki angka kasus Covid-19 tinggi seperti Jakarta dan Banten. Selain itu, Lampung merupakan gerbang masuk Sumatera sehingga mobilitas orang sangat tinggi.

Kebutuhan buah dan sayuran di masa pandemi Covid-19 bisa dipenuhi dari pekarangan rumah sendiri. Seperti yang dilakukan oleh GGF yang menggandeng ibu-ibu untuk menanam buah dan sayuran di pekarangan melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Menurut Health Campaign Spesialist GGF, Nanda D Syahpradana sebanyak 200 ibu-ibu di 5 kampung yang ada di sekitar perkebunan milik GGF di Lampung Tengah diberdayakan. “Sebenarnya program KPRL ini sudah kami lakukan sejak lama. Bahkan jauh sebelum pandemi Covid-19,” sebut Nanda.

Ketika pandemi Covid-19 melanda, ibu-ibu yang memanfaatkan pekarangan rumahnya ditanamii buah merasakan manfaatnya. Kebutuhan vitamin tetap bisa diperoleh dari buah yang diitanamnya tersebut. Buah cukup dipetik dari pekarangan tanpa khawatir dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

KRPL, lanjut Nanda, merupakan bagian dari program Great Indonesia dengan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat. Great Indonesia yang sejalan dengan visi GGF yakni great world, great lives dan great people.

Adapun program GGF dalam membantu masyarakat saat pandemi Covid-19 antara lain yakni antara lain mendonasikan sebanyak 4 ton buah pisang dan 4,1 ton buah jambu biji (guava) kepada masyarakat di Lampung. Program tersebut dilakukan bersama program bantuan lainnya selama kurun waktu Maret 2020 hingga Juni 2020.

Nanda mengingatkan pentingnya asupan nutrisi untuk meminimalisir risiko tertular Covid-19. Pemenuhan nutrisi sendiri disebut Nanda sebagai kegiatan fundamental selama belum ditemukan obat dan vaksin Covid-19.

Komoditas buah lokal memiliki kualitas bagus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kualitas buah lokal ini telah diakui dunia yang ditandai oleh kepercayaan dari pasar mancanegara.

Buah lokal bermerek Sunpride, misalnya, mampu menembus pasar di Jepang. “Padahal pasar di Jepang memiliki kriteria yang ketat,” ungkap Head of Product & Management PT Sewu Segar Nusantara (SSN), Luthfiany Aswawie.

SSN yang berada di bawah naungan GGF membudidayakan buah-buahan di berbagai perkebunan yang tersebar antara lain di Lampung Tengah dan Blitar Jawa Timur. Produk buahnya antara lain pisang mas, guava, melon, serta papaya.

Menurut Luthfiany, kualitas buah Sunpride telah tersertifikasi Good Agriculture Practices (GAP) yang menjadi syarat utama supaya bisa masuk pasar global. Adapun kriteria supaya bisa mengantongi sertifikat GAP antara lain tidak mengandung residu maupun terpapar pestisida. Dengan demikian buah yang tersertifikasi GAP merupakan buah sehat dan segar.

Luthfiany mengatakan kualitas buah selalu dijaga mulai dari hulu hingga hilir. “Kesegaran buah terus dijaga sejak mulai dari penanganan paskapanen hingga masuk ke market. Quality control kami perhatikan,” tegas Luthfiany.

Untuk pasar ekspor, buah Sunpride telah mampu menembus antara lain Jepang, Cina, Kanada, serta kawasan Asia Pasific dan Timur Tengah. Sedangkan pasar lokal didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui modern market maupun mitra pedagang di pasar tradisional.

(Mohamad Kustandi)

Komentar