oleh

Hardani: Proses Penyebar Ujaran Kebencian di Simeulue

Simeulue,Jurnalmedia.com – Ketua Pemuda Desa Suka Jaya yang juga mantan Presiden Mahasiswa Al-Washliyah Aceh, Hardani geram melihat suasana hiruk pikuk di Pulau Simeulue saat ini.

Menurutnya, semua polemik permasalahan yang terjadi di kabupaten Simeulue saat ini bermula dari kelakuan  dugaan video Amoral, dugaan korupsi dana siluman 9,6 M, Dana Pembangunan Jalan Simpang Patriot batu ragi 12,8 M dan diduga melakukan ujaran kebencian kepada wartawan dan DPRK sehingga hal tersebut menimbulkan pro kontra dan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat..

“Kemudian khusus masalah ujaran kebencian pasca viralnya berita dengan judul salah seorang oknum Pejabat Daerah menghina profesi wartawan dan DPRK di salah satu grup Whatshapp maka hal itu perlu penanganan dan proses dari penegak hukum,” tegasnya.

Baca Juga  Talkshow Literasi Digital Kominfo, Ketua PWI Lampung Utara menjadi Moderator

Adapun menurut Hardani dalam percakapan group Whatshaap tersebut terlihat salah satu nomor yang di duga kuat adalah nomor salah seorang pejabat daerah yang menggunakan bahasa daerah menghina Wartawan dan DPRK dengan bahasa dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:

“Wartawan itu wartawan Taik termasuk anggota dprk, betul2 tidak menggunakan mata kepala, proyek yang satu itukan yg sedang di kerjakan aleng di amabaan menuju miteum, memang ruasnya simpang batu ragi, luar biasa manusianya, saya harapkan kepada semua anggota group SAS jangan tenang tenang saja. Bicaralah, kalau begitu di injak injak terus kita, kalian diam2 saja, kalau cerita kalian setinggi gunung Sibau”.

Kemudian statmen di atas membias hingga terakhir muncul komentar miring di salah satu akun Facebook yang diposting bahwa ada salah satu warga yang menghina dan mengejek Suku tertentu dengan mengacu pada singkatan yang dibuat sendiri pada sebuah grup whatshaap tersebut.

Baca Juga  Dukung Pengembangan Tiyuh, M Firsada Buka Bimtek Smart Village

Hardani berharap kepada seluruh Masyarakat Simeulue agar kiranya dapat menyikapi semua permasalahan dengan bijak dan profesional. “Pada saat seperti ini, kita tidak boleh menjadi dinding pembatas atau jurang pemisah, akan tetapi jadilah jembatan yang menghubungkan satu dengan yang lainnya, sebagai putra putri Simeulue, lawan kita bukanlah suku, Ras, Etnis dan Agama, Akan tetapi Kebijakan yang salah, jadilah pengkritik yang terarah, bukan membabi buta. Ingat Kita ini Putra -putri Simeulue jangan mau di provokasi,” pungkasnya.

Hardani juga berharap kepada penegak hukum agar memproses penyebar kebenciaan baik itu nomor yang di duga salah seorang pejabat daerah yang menghina Profesi Wartawan dan DPRK di salah satu gruop Whatshapp ataupun yang Lainnya yang melakukan ajaran kebencian kepada suku, ras, etnis juga agama.

Baca Juga  HUT Ke-15 Tubaba, RSUD Bersama Smile Train Lampung Adakan Operasi Celah Bibir dan Celah Langit Gratis

Ar

Komentar

Berita Lainnya