JURNAL MEDIA, BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung tengah mengakselerasi vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun pada tahun depan. Pada tahap III, total ada 632 sekolah pelbagai jenjang diizinkan menggelar PTM oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bandung. Pada tahap pertama, ada 330 sekolah yang lebih dahulu menggelar PTM. Kemudian 2.000 sekolah pada tahap kedua.
“Yang sudah (boleh gelar PTM terbatas) tahap III total 632 satuan pendidikan. Sudah dimulai 6 Desember kemarin,” ujar Kabid Pembinaan dan Pengembangan SD Disdik Kota Bandung Bambang Ariyanto.
Menurut Plt Walikota Bandung Yana Mulyana, Pemkot Bandung masih menunggu target sasaran dan kuota dosis vaksin yang akan diberikan kepada anak usia 6-11 tahun. Namun, pelaksanaan vaksinasi anak itu kemungkinan besar dilaksanakan di kawasan sekolah.
“Iya tahun depan. Ke depan, pelaksanaan basis sekolah lokus, jadi meski dia bukan warga Bandung tapi sekolah di situ harus divaksin,” kata Yana.
Sementara itu, Badan Intelijen Negara (BIN) Jawa Barat sudah mulai vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun setelah sebelumnya menyasar pelajar, santri, lansia dan masyarakat umum.
Mereka memulai vaksinasi Covid-19 untuk usia 6 hingga 11 tahun para pelajar SD di enam titik di Kota Depok. Salah satunya di SDN Sukatani 07 Kota Depok. Di sana, tercatat 363 siswa yang merupakan pelajar kelas 3, 4 dan 6. BIN baru melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 untuk kelas 3.
“Ini merupakan yang pertama di Indonesia, vaksinasi yang menyasar pelajar tingkat SD. Kita sediakan 400 dosis vaksin Covid-19, untuk pelajar kelas 3, 4 dan 6 SD umur 6 sd 11 tahun,” jelas Kepala BIN Daerah Jawa Barat Brigjen Deddy Agus Purwanto.
Di Jawa Barat sendiri yang bisa diizinkan untuk vaksinasi usia 6-11 tahun ada di 9 Kabupaten dan Kota, yakni Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota Bandung, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bandung Barat.
Deddy menegaskan, vaksinasi yang menyasar pelajar SD bertujuan menghadapi pembelajaran tatap muka, dimana vaksinasi menjadi salah satu kunci untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19.
***/ Moh Kustandi
Komentar