Bandung, JurnalMedia.com – Menjadi seorang pemimpin dituntut untuk terus berupaya mensejahterakan warganya. Namun tak cukup itu, pemimpin juga harus memiliki visi misi termasuk mempertahankan dan meningkatkan kearifan lokal.
Demikian dikatakan Buyung Lalana, tokoh masyarakat Jawa-Barat saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Graha Batununggal Bandung Sabtu (20/5).
“ini adalah makna kebangkitan nasional, artinya kearifan lokal di Jabar harus terus dipertahankan dan diangkat lagi dengan semangat nasionalisme,” kata Buyung dihadapan ribuan peserta dari berbagai kalangan termasuk ormas dan LSM Kota Bandung dan Jawa-Barat.
Karena itu, dia mengingatkan, seorang pemimpin harus memiliki visi yang terkandung dalam Tata Lampah, Tata Wilayah dan Tata Wayah.
Tata lampah, harus dipertahankan, karena saat ini banyak yang melupakan kearifan lokal. “Coba lihat anak-anak kita, apa sudah sesuai dengan karakter dan nilai-nilai yang telah ditanamkan, hormat kepada orang tua, saling menghargai, itu yang paling penting,” tambah Buyung.
Sedangkan Tata wilayah, adalah wilayah terdiri daratan dan lautan. apakah kita sudah bijak mengelola wilayah kita dimana sering terjadi bencana alam dan banjir. “Di laut, apakah kita sudah punya kearifan lokal, karena Baheula itu yang jelek-jelej dibuang kelaut. Jangan sedikit-sedikit buang kelaut, kita putra Sunda, Parahyangan punya etika dan tata Krama,” kata Buyung.
Sementara Tata wayah, menurutnya kita harus mau berubah, jangan terbelenggu oleh kekerdilan kita sendiri, sebagai anak bangsa.
“Sebagai orang Sunda kita bisa memimpin. Lihat Ali Sadikin dan masih banyak putra Sunda lainnya. Saya pernah berdinas di berbagai daerah, ya wayahna wae kita sebagai anak bangsa harus punya kebijakan mau menyumbangkan tenaga, pikiran dan apapun untuk bangsa dan negara,” pungkas pria yang akan mencalonkan menjadi Gubernur Jabar ini.
(Mal/Tan)
Komentar