oleh

Kota Bandung Menuju Kota Layak Anak

Bandung, jurnalmedia.com – Sebagai bagian dari kota dunia, Kota Bandung turut mendorong untuk mensukseskan dunia yang layak bagi anak. Dalam skala kota, Bandung telah banyak memberikan terobosan untuk menciptakan wilayah yang layak bagi tumbuh kembang anak.

Saat menerima tim verifikasi tim penilai Kota Layak Anak di Pendopo Kota Bandung, Kamis (4/5/2017), Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil memaparkan berbagai kebijakan kota yang ditujukan untuk menghadirkan dunia yang nyaman bagi anak. Kebijakan tersebut mencakup 6 klaster tumbuh kembang anak, yakni klaster kelembagaan, klaster hak sipil dan kebebasan, klaster lingkungan keuarga dan pengasuhan alternatif, klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan, klaster pendidikan pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, serta klaster perlindungan khsusus.

Pada klaster hak sipil dan kebebasan, Pemerintah Kota Bandung memberikan ruang kepada Forum Anak Kota Bandung untuk turut merencanakan pembangunan. Mereka dilibatkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Bandung.

“Mereka itu memberikan usulan dan ikut menentukan arah pembangunan kota. Mereka juga turut menandatangani hasil Musrenbang,” tutur Ridwan di Pendopo Wali Kota Bandung.

Selain itu, hak kependudukan anak juga dipenuhi dengan menerbitkan akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak melalui sistem jemput bola. “Kita kirimi dokumen kependudukannya ke rumah-rumah,” imbuhnya.

Klaster kedua adalah kesehatan dasar dan kesejahteraan, di mana pemerintah menyediakan akses kesehatan untuk anak. Pemerintah tengah memperbanyak puskesmas yang bisa melayani rawat inap dan melakukan berbagai inovasi kesehatan lainnya.

“Dari sisi gizi balita, kita ada OMABA (Ojek Makanan Balita), yang gizi buruk kita kirimi makanan. Untuk memoitor perkembangan, kita anak ada e-posyandu sehingga saya bisa memonitor perkembangan berat badan anak, kalau tidak maju-maju nanti sistem akan memberikan sinyal lampu kuning untuk memberi tahu agar segera diambil tindakan,” jelasnya.

Pemerintah juga memfasilitasi ruang-ruang bermain yang baik bagi anak. Di tengah kepadatan penduduk dan keterbatasan lahan di perkotaan, pemerintah kota memastikan setiap wilayah memiliki ruang khusus untuk bermain anak.

“Guna memenuhi hak bermain, kita wajibkan di terminal ada ruang bermain. Ada juga di mall, di puskesmas, yang terbaru ada di Pasar Cihapit. Dimanapun ruang publik, diupayakan ada ruang bermain anak. Sudah 50 lokasi ada program satu rw satu taman, jadi anak-anak di Bandung nanti ada pilihan bermain di wilayahnya atau keluar ke taman tematik,” katanya.

Dari segi pendidikan karakter, pemerintah telah menggulirkan program magrib mengaji untuk memastikan anak-anak mendapatkan wawasan keagamaan. Setiap hari seusai shalat magrib, anak-anak diharuskan untuk pergi ke masjid untuk mengaji dan mendapatkan pendidikan akhlak.

“Jadi warga Indonesia kalau mau membesarkan anak ke bandung aja,” ujarnya.

Inovasi yang dilakukan oleh Kota Bandung mendapat apresiasi dari tim verifikasi Kota Layak Anak, Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sri Prihantini Lestari Wijayanti. Guna memastikan bahwa Kota Bandung memiliki fasilitas dan kebijakan yang cukup mewadahi kepentingan anak, ia akan melakukan berbagai observasi ke berbagai pihak.

“Ini bukan lomba, karena yang menilai Kota Bandung ini ya orang Bandung sendiri. Untuk menjangkau objektivitas, kami harus melakukan diskusi lagi,” ujar Sri.

Ia menuturkan, yang akan membuat Kota Bandung ini pantas disebut Kota Layak Anak adalah penilaian dari anak-anak sendiri, apakah mereka nyaman tinggal di Kota Bandung. “Yang merasakan anak sendiri, warganya sendiri,” tandasnya.

Komentar