oleh

Membangun Jiwa Wirausaha Seorang Guru Kimia Budidaya Ternak Puyuh

JURNAL MEDIA, SUKABUMI — Mengintip kisah menarik dan terbilang sukses, seorang Guru kimia SMA 1 Jampangkulon dengan membangun peternakan di wilayah perkampung yang berlokasi di Tegalbuleud Desa Mekarjaya kecamatan Jampangkulon kabupaten Sukabumi, yang saat ini sedang menggeluti ternak burung puyuh tanpa mengesampingkan tugas mulia sebagai seorang guru.

Sigit Ratulangi menuturkan saat ditemui di tempat peternakannya  menurutnya ketertarikan pada dunia ternak puyuh dimulai sejak ia menjadi pembina eskul Kelompok Ilmiah Remaja (KIR ) pada tahun 2013 di sekolah tempat dia mengajar yang awalnya sering melakukan riset-riset percobaan melalui aplikasi sains yang berkaitan dengan bidang usaha.

“Salah satunya budidaya peternakan burung puyuh bersama anak-anak Kelompok Ilmiah Remaja (KIR ) secara teori bagaimana cara berternak puyuh yang sesuai SOP, kemudian berlanjut mencoba 100 ekor pertama kali dan ternyata dalam 3 bulan kembali modal,” ucapnya.

Baca Juga  Akhiri Konflik PWI, HCB dan Zulmansyah Sepakati Menggelar Kongres

Dituturkan Sigit, diawali dengan ternak 100 ekor PST (puyuh siap telur), saat itu Karena keterbatasan modal dan masih jadi guru honorer dengan gaji pas-pasan Sigit sebisa mungkin harus menabung selama satu tahun untuk mengumpulkan modal.

“Yah, Alhamdulillah saat ini dengan berbekal Keyakinan serta keinginan yang kuat, saya sekarang sudah memiliki ratusan ekor burung puyuh dengan modal awal 2,4 juta,” ujarnya.

Dalam waktu 3 bulan menurut Sigit sudah kembali modal sehingga berkeinginan untuk terus dikembangkan menjadi peluang usaha.

“Intinya setiap usaha yang saya cari tidak terlepas motif orientasi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi bukan hanya secara pribadi tetapi sebagai guru saya memiliki misi memperkaya pengetahuan saya agar bisa mendidik dan menularkan ke siswa bagaimana anak-anak bisa mimiliki soft skill khususnya jiwa wirausaha dan mampu menerapkan konsep-konsep yang dipelajari itu bisa diterapkan dari mulai kimianya berkaitan dengan bagaimana menganalisis kandungan nutrisi pakan yang baik.

Baca Juga  Akhiri Konflik PWI, HCB dan Zulmansyah Sepakati Menggelar Kongres

“Biologinya bagaimana memanfaatkan microba agar bisa membuat pakan permentasi, fisikanya karena puyuh ini bisa hidup di lingkungan suhu yang terukur agar bisa memghasilkan puyuh yang baik dan tentunya berkualitas. Jadi dalam ternak puyuh memiliki potensi untuk mengembangkan akademik mereka untuk bekal mereka nanti,” tukasnya.

Lanjut Sigit, usaha budidaya puyuh ini ada banyak tantangannya, seperti kena wabah  karena dirinya tidak menerapkan vaksin di beberapa periode selama 7 bulan tapi sekarang berjalan lagi sudah sepuluh bulan dan bisa menetaskan sendiri setelah banyak belajar ke pakarnya.

“Alhamdulilah sekarang memiliki populasi saat ini 800 ekor puyuh,” ucap Sigit

Untuk keuntungan saat ini Ia belum bisa mengira, karena Ia rasa sudah bisa memenuhi keperluan-keperluan burung puyuhnya dan bisa mengajarkan kepada anak didik saya tersebut sudah merupakan kepuasan tersendiri.

Baca Juga  Akhiri Konflik PWI, HCB dan Zulmansyah Sepakati Menggelar Kongres

“Kedepannya saya ada target untuk menikmati keuntungan itu setelah satu tahun berjalan dan menambah populasi puyuh sampai 2000 ekor yang akan saya dapatkan penghasilan bersih itu 4,5 juta/bulan sedangkan untuk telur dipanen setiap hari untuk dipasarkan ke pelanggan dan saya ingin memaksimalkan dan akan memperbesar usaha budidaya ternak puyuh,” ucapnya

Menurutnya, ini adalah fokus buat membuka lapangan pekerjaan dan bisa ditiru oleh anak muda yang mau berusaha untuk menjadi mitra dengan usahanya.

Pep

Komentar