BANDUNG, jurnalmedia.com – Pemulihan ekonomi di Kota Bandung bisa berjalan cepat. Hal itu seiring dengan semakin melandainya kasus Covid-19 di Kota Bandung. Kendati demikian, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial berharap, masyarakat juga tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan baik agar bisa malakukan adaptasi kebiasaan baru.
“Kota Bandung dalam pemulihan ekonomi akan cepat. Ini terlihat dari okupansi hotel. Namun saya titip tetap jaga protokol kesehatannya,” kata Oded di Kota Bandung, Selasa 5 Oktober 2021.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung dapat bergerak dengan tren positif. Pada pengendalian inflasi terdapat program 4K. Di antaranya keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
“Ini menjadi pedoman bagi bagi perangkat daerah anggota TPID dalam kegiatan pengendalian inflasi daerah,” beber Oded.
Khususnya pada bahan pangan, Oded menuturkan, penyumbang inflasi pangan yaitu karena sebagian besar kebutuhan Kota Bandung dipasok dari luar kota.
“Warga Bandung punya kemandirian pangan. Pemerintah mengajak warga supaya mandiri, bertani, beternak termasuk budidaya ikan itu sebagai kebutuhan saat ini,” ujar Oded.
“Cabai rawit, kangkung, sosin itu harus dimanfaatkan dilahan yang ada. Kalau warga punya lahan di ‘buruan’, 2 meter kali 2 meter akan berjalan. Asalkan kemauan dan mengerti dalam bimbingan urban farming nya secara,” bebernya.
Atas hal itu, Oded mengungkapkan, tugas pemerintah untuk mengedukasi masyarakat. Menjadikan masyarakat untuk mandiri dalam pemulihan ekonomi.
“Edukasi yang efektif serta mengimplementasikannya dengan baik dan benar. Kita sebagai penyelenggara pemerintah ini tugas untuk membimbing dan mengedukasi masyarakat sebagai bagian integral pelayanan,” tuturnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Eric M. Attauriq menyampaikan TPID ini mengusung tema “Optimalisasi Digitalisasi pangan dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Evaluasi Makro Kota Bandung.
“Bersamaan dengan turunnya penyebaran covid-19 di Kota Bandung pada akhir bulan September dan dilonggarkannya pergerakan masyarakat dalam melakukan kegiatan aktivitas khususnya dengan dibukanya pusat perbelanjaan restoran dan beberapa tempat wisata,” tuturnya.
“Walaupun masih dalam tahap awal pembukaan, kegiatan itu dapat mendorong daya beli masyarakat sehingga terjadi perkembangan ke arah yang lebih baik,” harapnya.
Eric menambahkan, TPID berfungsi melakukan koordinasi dan sinkronisasi program perangkat daerah untuk memenuhi keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif sehingga terjadi keseimbangan antara ketersediaan kebutuhan pangan di masyarakat Kota Bandung.
“Tahun 2020 inflasi Kota Bandung cukup stabil 1.75 persen di bawah target 3,0 persen. Hal ini atas kerja keras seluruh jajaran TPID dalam mengendalikan inflasi atas arahan pimpinan,“ tuturnya.
“Inflasi Kota Bandung pada angka -0,19%, Bulan Agustus 0,09% dan Bulan September deflasi 0,14 persen. Terjadinya deflasi pada September ini diperkirakan imbas diberlakukannya PPKM mengakibatkan kegiatan ekonomi menjadi turun,” jelasnya.
“Pada kuartal 4 ini akan mendorong ekonomi, karena cuaca hujan hasil panen bahan pangan dan daya beli masyarakat yang meningkat,” imbuh Erick.
Dalam kuartal 4 ini, tutur Eric, pemulihan ekonomi dapat dipercepat dengan mendorong penyaluran stimulus ekonomi dan percepatan belanja APBD sehingga semua lapisan masyarakat dapat menikmati pertumbuhan ekonomi.
“Ini bermuara pada pengurangan kemiskinan, pengangguran, serta mampu meningkatkan kesejahteraan warga Bandung,” tuturnya.
Atas hal itu Pemkot Bandung mengadakan FGD dengan maksud dapat memperkuat sinergitas dalam digitalisasi pangan sehingga pengendalian inflasi dapat tercapai sesuai target.
“Tujuannya mendapatkan gambaran terkait optimalisasi digitalisasi pangan pada pandemi covid-19,” tuturnya.
***/ Moh Kustandi
Komentar