oleh

Pergeseran Anggaran Akibat Pandemi, Oded Minta Aparat Kewilayahan Optimalkan Program Kerja

Bandung, jurnalmedia.com – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meminta kepada para camat untuk tetap mengoptimalkan program kerja di kewilayahan. Sekalipun dari sisi anggaran terkena pergeseran untuk penanganan Covid-19, program kerja reguler berbasis kemasyarakatan harus terus berjalan.

“Walaupun tahun ini anggaran ‘refocusing’ demi penanggulangan Covid-19, saya berharap anggaran yang reguler sampai akhir Desember bisa optimal. Agar bisa dirasakan masyarakat, harus digenjot,” kata Oded saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi kewilayahan di Sekemala Integrated Farm, Kecamatan Ujungberung, Kamis, 15 Oktober 2020.

Oded mengatakan, para camat harus mengoptimalkan program kerja yang berkaitan dengan kesehatan dan sampah. Untuk bidang kesehatan yaitu pengentasan masalah stunting, menciptakan wilayah Open Defecation Free (ODF).

Sedangkan soal sampah yaitu menggalakan solusi pengelolaan sampah melalui program Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman).

Menurut Oded persoalan sampah ini menjadi sangat penting. Bukan hanya menyangkut kebersihan, tetapi turut berkaitan dengan masalah kesehatan, setidaknya bagi kesehatan lingkungan.

“Mangga sok para camat ajak terus masyarakat. Apalagi ada masyarakat yang punya inovasi dan inisiatif itu, harus kita ajak untuk kolaborasi,” imbau Oded.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded menyatakan, data terakhir pada pertengahan 2020 ini angka ODF sudah mencapai 68 persen.

Menurutnya, untuk menciptakan 100 ODF membutuhkan peran dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat di Kota Bandung.

Untuk itu juga, Siti yang juga sekaligus sebagai Ketua Forum Bandung Sehat (FBS) ini menyatakan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Satgas Citarum Harum untuk penuntasan masalah ODF.

“Alhamdulillah sekarang kita bisa berkoordinasikan bagaiamana caranya menghadirkan jamban sehat di masyarakat. Minimal sampai akhir tahun ini bisa di 80 persen. Sehingga di Maret (2021) itu sudah 100 persen,” ucap Umi.

Umi, sapaan akrabnya mengungkapkan, persoalan ODF ini berhubungan dengan masalah stunting. Sehingga, PKK bersama FBS beserta Pemerintah Kota Bandung mencoba bergerak melalui program Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat (Bandung Tanginas).

“ODF relevansinya dengan angka stunting. Karena tidak pernah turun apabila ODF tidak terwujud di masyarakat. Oleh karenanya PKK dan Forum Bandung Sehat ingin berkontribusi dengan menggagas program Tanginas,” katanya

Komentar

Berita Lainnya