Bandung, Jurnalmedia.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengajak para akademisi untuk mengedukasi masyarakat agar pandai memilah informasi atau berita.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menilai, jika berita hoaks sudah tersebar luas maka akan muncul keresahan. Terlebih berita hoaks ini terkait dengan peristiwa yang berdampak pada kehidupan umat manusia.
“Sekarang bukan lagi kita harus mencari informasi, tetapi memilah informasi,” ucap Ridwan Kamil di Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Jumat (18/1).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan, bahwa saat ini hoaks atau berita bohong sudah sedemikian parah beredar di masyarakat. Akibanya, banyak pula kerugian yang ditimbulkan karena hoaks.
“Semisal, belakangan banyak beredar berita hoks berkaitan dengan longsor di daerah Pamempeuk, Garut Jawa Barat. Padahal sebenarnya, peristiwa longsor itu terjadi di Junhong Road di Da’anshan Township, Distrik Fangshan, Beijin, China. Fakta itu diungkap oleh tim Jabar Sapu Bersih (Saber) Hoaks,” papar Emil.
Selain itu, sambung Emil, adapun video yang menggambarkan longsor tapi ternyata telah diunggah pada 10 Agustus 2018 oleh akun resmi surat kabar harian di Republik Rakyat Tiongkok, People’s Daily China. Emil menilai, berita tersebut adalah hoaks dan sangat merugikan secara ekonomi.
“Banyak hotel, restoran, yang sudah dibooking, sudah siap- siap menyambut tamu, jadi sepi, kan kasian. Belum lagi yang kirim-kirim barang, jualan, masyarakat rugi hanya gara- gara hoaks,” ungkap Emil.
Emil mengatakan, Jabar Saber Hoaks yang bernaung dibawah Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemprov Jabar ini, bertugas memverifikasi segala bentuk informasi yang meresahkan masyarakat, khususnya di ranah digital.
“Tugas tim ini adalah memastikan Jabar bersih dari berita bohong yang meresahkan,” katanya.
Jabar Saber Hoaks juga dibentuk untuk meningkatkan literasi digital serta sikap kritis masyarakat terhadap keberadaan berita bohong. Secara rutin tiap minggu, Tim Jabar Saber Hoaks akan mengumumkan ragam berita hoaks yang beredar di masyarakat.
“Tim ini juga akan menjadi verifikator berita/ informasi meragukan. Lebih baik telat sedikit menyebar berita, namun benar adanya,” pungkasnya. (*)
Komentar